Logo Bloomberg Technoz

Takaichi menempatkan kenaikan biaya hidup sebagai prioritas ekonomi utama, sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran publik terhadap inflasi. Arahan tersebut menunjukkan bahwa ia lebih memilih langkah-langkah yang terarah dibandingkan rencana belanja besar-besaran.

Meski dikenal sebagai pendukung kebijakan moneter dan fiskal agresif pada masa lalu, Takaichi kini menempuh pendekatan yang lebih moderat. Ia berjanji akan menerapkan kebijakan ekspansif yang tetap bertanggung jawab secara fiskal. Tantangan utamanya adalah menjaga pertumbuhan ekonomi sambil menanggapi kekhawatiran terhadap utang publik Jepang yang sangat besar, yang turut mendorong naiknya imbal hasil obligasi jangka panjang.

Inflasi konsumen Jepang telah bertahan di atas target 2% Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) selama lebih dari tiga tahun. Sementara itu, bank sentral terus menaikkan suku bunga secara bertahap, sehingga menambah beban biaya pinjaman bagi pemerintah. Pada Selasa, Takaichi menyatakan harapannya agar inflasi di masa depan lebih didorong oleh peningkatan permintaan akibat kenaikan upah, bukan oleh faktor biaya produksi.

Dua pilar utama lain dalam paket kebijakan ini adalah penguatan keamanan ekonomi dan pertahanan. Arahan tersebut menyerukan investasi di sektor-sektor strategis seperti kecerdasan buatan (AI) dan semikonduktor, serta peningkatan rantai pasok untuk barang-barang penting.

Paket ini juga diperkirakan akan mencakup langkah-langkah untuk merespons kebijakan tarif Amerika Serikat, termasuk pelaksanaan skema investasi yang telah diumumkan sebelumnya bersama Washington. Jepang berkomitmen untuk berinvestasi sebesar 550 miliar dolar AS di sektor-sektor utama AS sebagai imbalan atas pengurangan tarif dalam kesepakatan tersebut.

(bbn)

No more pages