"Mempertegas anggapan bahwa penegakan HAM tak mengalami kemajuan," tulis Celios.
Survei expert judgment justru menempatkan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana sebagai pejabat Kabinet Merah Putih dengan rapor kinerja terburuk kedua. Para responden memberi skor -81 karena pelaksanaan program makan bergizi gratis belum berjalan dengan baik; bahkan terus menimbulkan korban di kelompok penerima manfaat, khususnya anak-anak.
Para responden masyarakat juga menempatkan Dadan sebagai pejabat dengan kinerja buruk. Namun dosen IPB tersebut hanya diletakkan pada posisi keenam dengan skor -142. Kinerjanya lebih baik ketimbang lima anggota kabinet lainnya. Selain Bahlil dan Pigai, Survei Publik menempatkan Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan di posisi ketiga dengan -253; Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana di posisi keempat dengan -180; dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di posisi kelima dengan -170.
"[Dadan] Diduga terkait lonjakan kasus keracunan dan kacaunya pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis," tulis Celios.
“Hal serupa terlihat pada Zulkifli Hasan (Menko Pangan) yang mendapatkan skor –253 akibat kegagalan menjaga stabilitas harga pangan dan beragam permasalahan terkait Kopdes Merah Putih."
Pada kutub yang berbeda yaitu anggota kabinet dengan kinerja terbaik, survei publik dan survei expert judgment memiliki tiga nama dengan urutan yang juga sama. Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono yang mendapat dengan skor 1.043 pada survei publik; dan skor 50 pada survei expert judgment.
Pada posisi kedua ditempati Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan skor 470 pada survei publik; dan skor 48 pada survei expert judgment. Sedangkan posisi ketiga dihuni Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti yang memperoleh skor 287 dan skor 44.
“Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, 287) juga konsisten mendapat penilaian positif baik dari ahli maupun publik,” tulis Celios.
(azr/frg)































