Google memposisikan produk-produk baru ini, yang diumumkan Kamis oleh unit cloud-nya, sebagai solusi untuk “kelemahan arsitektur” Microsoft, menurut Ganesh Chilakapati, direktur manajemen produk Google Workspace.
Google tersebut menyatakan bahwa tujuannya adalah menyediakan infrastruktur yang lebih tangguh untuk lingkungan kerja AI, yang menurutnya telah gagal dilakukan oleh pesaing utamanya.
Sejalan dengan semakin terintegrasinya alat AI generatif dalam pekerjaan kantor sehari-hari, Google berargumen bahwa gangguan layanan dan pelanggaran keamanan memiliki konsekuensi yang jauh lebih serius — tidak hanya kerugian finansial, tetapi juga potensi untuk menghentikan alur kerja otomatis dan sistem pengambilan keputusan yang kini menggerakkan operasional bisnis.
Google mengatakan kepada klien bahwa mereka berpeluang memiliki keunggulan karena membangun model AI sendiri, menjalankannya di chip internal, dan mengintegrasikannya langsung ke dalam aplikasi Workspace.
Hal ini berarti mereka dapat menyediakan tool AI generatif secara efisien tanpa biaya tambahan yang biasanya timbul saat bergantung pada vendor eksternal. Google memiliki bisnis cloud terbesar ketiga, setelah Amazon.com Inc. dan Microsoft.
(bbn)

































