Pemerintah Rusia sendiri telah membayar RUB1,8 triliun atau setara Rp352 triliun pada program subsidi bahan bakar tahun lalu. Sementara pembayaran selama sembilan bulan pertama 2025 tercatat turun menjadi RUB716 miliar rubel.
Sejak awal Agustus, Ukraina telah meningkatkan serangan terhadap industri minyak Rusia, dengan serangan berulang terhadap kilang minyak menyebabkan penurunan tingkat pengolahan minyak mentah, memperburuk krisis bahan bakar dan menyebabkan kenaikan harga domestik.
Bulan lalu, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan kenaikan harga bahan bakar yang memicu subsidi akan ditingkatkan sebesar 10 poin persentase mulai September. Kenaikan harga pasar maksimum akan dinaikkan menjadi 20% dari harga ambang batas untuk bensin dan 30% untuk solar.
(bbn)



























