Logo Bloomberg Technoz

“Lalu, pada saat model baru seperti BYD Dolphin/Atto 3 diluncurkan, kelompok innovators dan early adopters segera melakukan pembelian. Mereka adalah konsumen yang tidak takut risiko dan ingin menjadi yang pertama.” Yannes menambahkan.

Menurutnya, hal inilah yang akan menciptakan lonjakan penjualan masif di bulan-bulan awal saja. Akan tetapi, setalah gelombang pertama kelompok pembeli tersebut terlayani, akan ada jeda atau perlambatan.

“Ini bukan berarti produknya gagal, tetapi pasar sedang menunggu kelompok selanjutnya, yaitu masuknya kelompok early majority untuk merasa yakin dan ikut membeli.” sebutnya

“Di fase inilah penjualan terlihat serett. Jadi, kelesuan penjualan BYD yang bersifat temporer adalah dinamika wajar di pasar EV yang didorong oleh siklus produk dan kurva adopsi.”

Akan tetapi, Yannes bilang bahwa terdapat tantangan jangka panjang pabrikan mobil China ini yakni untuk dapat menjual rangkaian produk barunya dengan berbagai inovasi disruptif bahkan terhadap seri sebelumnya dari brand yang sama, dengan berbagai kebaruan yang ditawarkannya.

Yannes juga berargumen, strategi merek-merek China tak seperti Jepang yang cenderung memakai cara-cara konvensional yang sekadarmembangun brand loyalty saja.

“China sudah menciptakan jalur baru, yaitu dengan mengubah kekaguman pada produk menjadi kepercayaan pada brand-brand baru mereka.”

Menurut Yannes, salah satu caranya adalah dengan  konsistensi inovasi dengan siklus semakin cepat, pengalaman pengguna (UX) yang superior.

“Dan yang terpenting, membuktikan komitmen jangka panjang pada layanan purna jual dan saat ini mereka sedang membangun ekosistem untuk menjaga nilai jual kembali produk mereka” pungkasnya.

(ell)

No more pages