Logo Bloomberg Technoz

Namun Trump mengakui pada Jumat (10/10/2025) bahwa ia masih bisa mundur dari eskalasi tarif besar-besaran itu jika pihak China membatalkan ancaman pembatasan ekspor logam tanah jarang. Ia juga mengatakan masih ada kemungkinan pertemuan dengan Xi tetap berlangsung akhir bulan ini.

“Itulah alasan saya menetapkannya pada 1 November,” kata Trump. “Kita lihat nanti apa yang terjadi.”

Tarif baru yang diumumkan Trump akan menaikkan pajak impor terhadap banyak produk asal China menjadi 130% mulai bulan depan. Angka itu sedikit lebih rendah dibanding 145% yang pernah diterapkan awal tahun ini sebelum kedua negara menurunkan tarif dalam gencatan sementara demi melanjutkan pembicaraan dagang.

Pasar langsung bereaksi negatif setelah Trump mengisyaratkan kebijakan tersebut lebih awal pada Jumat di media sosial. Saham AS mengalami penurunan harian terburuk dalam enam bulan. Indeks S&P 500 anjlok 2,7%, menghapus kenaikan mingguan dan mencatatkan hari terburuk sejak 10 April. Nasdaq 100 turun 3,5%, sementara harga berjangka kedelai di Chicago merosot hingga 1,9%.

Menjelang pertemuan Xi-Trump yang direncanakan, AS dan China sama-sama bergerak membatasi arus teknologi dan material antarnegara. Dalam langkah terbaru, China memberlakukan biaya pelabuhan baru untuk kapal AS dan memulai investigasi antimonopoli terhadap Qualcomm Inc., setelah sebelumnya memperketat pembatasan ekspor mineral tanah jarang yang digunakan dalam berbagai produk seperti motor, semikonduktor, dan jet tempur.

Eskalasi ancaman tersebut bisa jadi merupakan taktik untuk meningkatkan posisi tawar dalam perundingan. Sejumlah langkah yang diumumkan Beijing baru akan berlaku pada 8 November, sehingga tidak akan efektif sebelum pertemuan Xi-Trump berlangsung.

Namun, perusahaan tersebut kini harus menghadapi lingkungan perdagangan yang cepat berubah, ditambah ancaman Trump akan eskalasi lanjutan.

“Pola saling balas ini menunjukkan betapa rapuhnya hubungan bilateral,” kata Wendy Cutler, mantan negosiator perdagangan AS. “Tidak ada jaminan bahwa nalar akan menang sehingga bisa terjadi de-eskalasi sebelum pertemuan para pemimpin.”

Di Gedung Putih, Trump juga menyinggung kemungkinan pengendalian ekspor untuk pesawat dan suku cadangnya. Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) pada Jumat mengumumkan akan memberlakukan tarif 100% pada beberapa jenis derek pelabuhan dan peralatan bongkar muat asal China,  langkah yang secara langsung menargetkan peralatan pelabuhan buatan China.

Langkah itu mengikuti rencana awal tahun ini untuk mengenakan biaya tambahan pada kapal buatan China. USTR juga menyatakan tengah mengusulkan agar beberapa jenis peralatan bongkar muat dari China dikenai “tarif tambahan hingga 150%.”

Pengumuman tersebut tidak hanya menimbulkan ketidakpastian terhadap agenda kunjungan Trump ke Asia, tetapi juga terhadap masa depan negosiasi soal penolakan China membeli kedelai AS yang telah memukul petani Amerika.

Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan kepada Fox News pada Jumat bahwa kantornya tengah mencari solusi bagi petani domestik.

“Misalnya, Vietnam sudah menurunkan tarif kedelai. Kamboja juga menurunkannya. Kami sedang berbicara dengan beberapa negara Asia lain untuk melakukan hal yang sama,” ujar Greer. “Kami juga membahas pemanfaatan domestik kedelai di tingkat Gedung Putih.”

Material tanah jarang memang menjadi pusat ketegangan antara Washington dan Beijing. Setelah Trump menaikkan tarif impor China awal tahun ini, pemerintah China membalas dengan menghentikan ekspor mineral tersebut ke perusahaan-perusahaan AS. Kedua pihak sempat menyepakati gencatan pada musim semi, di mana Trump menurunkan tarif dan Xi bersedia melanjutkan ekspor mineral tersebut.

Namun pada Kamis, China menetapkan bahwa eksportir luar negeri yang menggunakan material tanah jarang dalam produknya,  bahkan dalam kadar kecil  wajib mengajukan izin ekspor, dengan alasan keamanan nasional. Dalam pengumuman terpisah, Kementerian Perdagangan China juga menyebut bahwa sejumlah peralatan dan teknologi untuk memproses tanah jarang serta membuat magnet akan dikenai pembatasan baru.

Belum jelas produk perangkat lunak AS mana yang akan terdampak oleh rencana larangan ekspor Trump.

Langkah Trump ini menandai perubahan yang tajam dibanding sehari sebelumnya, ketika ia masih menyatakan optimisme dapat meyakinkan Xi untuk mengakhiri moratorium pembelian kedelai AS, bahkan menyebut Xi sebagai “pemimpin yang punya hal-hal penting untuk dibahas.”

Ketegangan antara AS dan China telah berfluktuasi selama berbulan-bulan, seiring kedua negara berusaha memperkuat posisi di berbagai isu, mulai dari tarif, perdagangan fentanyl, kedelai, pengendalian ekspor, hingga nasib operasi TikTok di AS. Gencatan terakhir antara kedua ekonomi besar itu menunda kenaikan tarif AS terhadap China hingga November.

“Hubungan kami dengan China selama enam bulan terakhir sebenarnya sangat baik, sehingga langkah ini cukup mengejutkan,” tulis Trump dalam unggahan pertamanya di Truth Social. “Saya selalu merasa mereka hanya menunggu waktu, dan seperti biasa, saya terbukti benar.”

Trump juga mengklaim bahwa mitra dagang global lain menerima surat serupa dari China dan “sangat marah terhadap sikap bermusuhan besar dalam perdagangan ini.”

Presiden AS itu juga menyatakan kekesalannya atas waktu pengiriman surat China, yang datang ketika ia sedang mempersiapkan kunjungan ke Timur Tengah untuk menandai kesepakatan damai yang ia bantu capai antara Israel dan Hamas.

“Surat dari China itu sangat tidak pantas, karena dikirim pada hari ketika, setelah tiga ribu tahun kekacauan dan peperangan, akhirnya ada PERDAMAIAN DI TIMUR TENGAH,” tulis Trump.

(bbn)

No more pages