Logo Bloomberg Technoz

Ihwal pengelolaan negara itu, dia menegaskan, pendekatan itu dilakukan lantaran potensi ekonomi yang tinggi dari cadangan LTJ di dalam negeri.

“Logam tanah jarang kan salah satu produk tambang yang punya nilai ekonominya tinggi,” tuturnya.

Larangan Ekspor

Sebelumnya, Bahlil menegaskan, pemerintah melarang ekspor seluruh mineral ikutan timah saat ini.

Manuver itu diambil untuk mendorong hilirisasi LTJ. Rencananya, hilirisasi LTJ bakal didorong lewat Badan Industri Mineral yang baru dibentuk Presiden Prabowo Subianto pada Agustus 2025 lalu.

“Seluruh turunan dari hasil proses timah itu tidak bisa diekspor, dilindungi semua dan ditempatkan pada tempat yang baik, karena itu akan dikuasai oleh negara,” kata Bahlil.

Adapun, LTJ terkandung dalam salah satu mineral ikutan timah, yakni monasit yang terdiri dari unsur dominan seperti cerium, lanthanum, neodymium, yttrium, dan praseodimium.

LTJ juga mengandung thorium yang dapat diolah menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Di sisi lain, PT Timah Tbk (TINS) melaporkan adanya tantangan dalam pemenuhan pasokan LTJ sesuai spesifikasi.

Tambang timah di Air Jangkang Village, Kepulauan Bangka./Bloomberg-Dimas Ardian

Perseroan tengah gencar melakukan riset untuk pilot project dalam mengembangkan industri tersebut.

Direktur Pengembangan Usaha TINS Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara mengatakan hingga saat ini pengembangan LTJ bukan dari sisi kuantitas, melainkan kualitas mineral tersebut.

"Dari kuantitas bisa terpenuhi misalnya 50 kilogram untuk produksinya per hari, tetapi dari sisi tadi speknya terpenuhi apa tidak, ini yang menurut laporan jajaran di bawah saya masih belum,” kata Suhendra dalam media gathering di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (23/8/2025) malam.

Dia menjelaskan perseroan sejatinya telah memulai proyek percobaan ini sejak 2010.

Namun, persoalan teknologi hingga riset LTJ membuat pilot project di Tanjung Ular Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkatung-katung selama lebih dari satu dekade.

Menurutnya, ada beberapa persyaratan yang belum terpenuhi oleh perusahaan dari sisi spesifikasi pasokan LTJ, salah satunya dari kandungan fosfat yang merupakan senyawa utama yang mengikat unsur tanah jarang di monasit.

Terlepas dari masalah spesifikasi, Suhendra meyakini deposit monasit tetap berlimpah, selama pertambangan timah masih berlangsung di Indonesia, baik yang ditemukan dalam bentuk endapan primer maupun sekunder atau aluvial.

Suhendra melihat kesempatan besar bagi TINS, sebagai perusahaan pertambangan timah yang memiliki potensi cadangan monasit sekitar 25.700 ton di wilayah Bangka Belitung.

“Di sinilah kesempatan yang dilihat oleh pemerintah khususnya Pak Presiden. Kita punya semua kenapa kita tidak kelola dan produksi," jelasnya.

(naw)

No more pages