Logo Bloomberg Technoz

Pekan lalu, Gedung Putih menyatakan bahwa Amerika Serikat saat ini berada dalam kondisi “konflik bersenjata non-internasional” dengan kartel narkoba yang membanjiri negara itu dengan obat-obatan ilegal seperti fentanil.

Pada masa awal pemerintahannya, Grenell sempat terbang ke Caracas untuk bertemu dengan Maduro. Dalam pertemuan itu, ia menegosiasikan pembebasan warga Amerika yang ditahan serta upaya melanjutkan kembali penerbangan deportasi yang sempat dihentikan. Salah satu tujuan utamanya adalah mencari kesepakatan untuk melonggarkan sanksi ekonomi yang melumpuhkan perekonomian Venezuela dan membuka kembali ekspor minyak negara tersebut.

Namun di sisi lain, Rubio terus mendorong sikap yang lebih tegas terhadap Caracas.

“Pemerintahan Trump berada di persimpangan jalan terkait kebijakan terhadap Venezuela,” kata Geoff Ramsey, peneliti senior dan pakar Venezuela di Atlantic Council. “Gedung Putih harus memutuskan apakah akan meningkatkan tekanan, membuka kembali dialog, atau sekadar mengklaim kemenangan dan melangkah pergi.”

Meskipun pemerintahan Trump secara terbuka menyebut Maduro sebagai presiden yang tidak sah dan bahkan menempatkan hadiah sebesar US$50 juta untuk penangkapannya atas tuduhan “narko-terorisme”, serangan militer terhadap negara berdaulat tetap akan menjadi langkah ekstrem bagi Trump. Dalam kampanyenya, ia berjanji untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam perang asing dan secara terbuka menginginkan Hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya menghentikan konflik di Eropa dan Timur Tengah.

Pada Jumat lalu, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan bahwa AS telah menghancurkan kapal kelima di kawasan Karibia Selatan dalam beberapa minggu terakhir, dengan alasan bahwa kapal tersebut digunakan untuk menyelundupkan narkoba ke Amerika Serikat.

Serangan-serangan itu, yang menuai kritik dari sejumlah pakar hukum, menyusul keputusan Washington untuk memperkuat kehadiran Angkatan Laut AS di wilayah tersebut. Saat ini, terdapat sedikitnya delapan kapal perang, satu kapal selam nuklir, lebih dari 4.000 personel, jet tempur, drone, serta pesawat pengintai yang dikerahkan—menjadikannya operasi terbesar di kawasan itu sejak invasi Panama pada 1989.

Akhir pekan lalu, Trump menyatakan bahwa serangan laut telah berhasil menghentikan pergerakan para penyelundup narkoba, dan tidak menutup kemungkinan bahwa target berikutnya akan berada di darat.

“Mereka tidak lagi datang lewat laut, jadi sekarang kita harus mulai memperhatikan jalur darat, karena mereka akan dipaksa lewat sana,” kata Trump.

(bbn)

No more pages