Logo Bloomberg Technoz

Yen Jepang jadi mata uang terlemah di Benua Kuning pada perdagangan hari ini dengan depresiasi 1,95%. Disusul oleh peso Filipina (0,8%), dolar Singapura (0,42%), ringgit Malaysia (0,18%), baht Thailand (0,17%), dan rupiah di posisi ke–enam.

Mata Uang Asia vs Dolar AS (Bloomberg)

Pelemahan juga terjadi pada dolar Hong Kong dan juga rupee India yang masing–masing melemah 0,02% dan 0,01%.

Oleh karena itu, sepertinya pelemahan mata uang terjadi secara meluas (across the board). Ini karena dolar AS memang sedang tangguh pada perdagangan hari ini.

Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) tengah menguat 0,65% ke 98,46.

Dollar Index berada di posisi terkuat sejak 26 September atau hampir dalam dua pekan perdagangan. Sepertinya dolar AS sekarang sudah ‘murah’ sehingga atraktif di mata investor.

Rupiah Melemah Setelah Enam Hari Menguat Seiring Dolar Rebound

Rupiah melemah setelah mencatat reli enam sesi berturut–turut, seiring penguatan dolar AS.

Dolar AS mendapat angin segar seiring berlanjutnya penutupan pemerintahan Amerika Serikat yang membuat investor lebih berhati–hati.

DXY Lompat Menguat (Bloomberg)

“Mata uang Asia Tenggara, termasuk peso dan rupiah Indonesia, terperangkap melemah seiring sentimen yang kurang positif dari pasar saham,” ujar Christopher Wong, Analis Strategi Valuta Asing di Oversea-Chinese Banking Corp, mengutip Bloomberg.

Ia melanjutkan, absennya rilis data Ekonomi AS akibat penutupan sementara pemerintahan AS turut menekan kinerja mata uang regional tersebut.

Kebuntuan politik di Washington menambah ketidakpastian di pasar global, karena menunda rilis sejumlah data ekonomi penting yang menjadi acuan investor dalam menilai kondisi ekonomi terbesar dunia dan arah kebijakan Bank Sentral AS, atau Federal Reserve (The Fed).

“Penutupan pemerintahan AS membebani sentimen pasar secara umum, mendorong investor beralih ke aset lindung nilai,” ujar Nirgunan Tiruchelvam, Analis dari Aletheia Capital.

Hal ini kemudian dimanfaatkan investor untuk mulai memborong dolar AS. Perilaku ini membuat mata uang Negeri Adidaya mulai bangkit dari keterpurukan dan mengantar mata uang Asia ke jalur merah, termasuk rupiah.

“Dengan arus jual dolar terkait dan kuartal yang telah berlalu, rupiah kemungkinan akan bergerak mengikuti arah dolar secara umum, bergantung pada rilis data berikutnya,” tulis Analis Barclays termasuk Themistoklis Fiotakis dalam sebuah catatan riset, seperti yang diberitakan Bloomberg News.

(fad/aji)

No more pages