Logo Bloomberg Technoz

Berseberangan, saham–saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain saham PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA) yang drop 14,9%, saham PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE) jatuh 14,6%, dan saham PT Hero Supermarket Tbk (HERO) ambles 10,9%.

Pada tutup perdagangan, sejumlah Bursa Saham Asia kompak menguat. i.a KOSPI (Korea), FTSE Straits Times (Singapore), Hang Seng (Hong Kong), TAIEX Index (Taiwan), KLCI (Malaysia), SETI (Thailand), NIKKEI 225 (Tokyo), dan PSEi (Philippine) yang masing–masing berhasil menguat 2,71%, 1,67%, 1,61%, 1,52%, 1,04%, 1,04%, 0,87%, dan 0,23%.

Sedang hanya Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan Topix (Jepang), yang masih melemah, 0,74% dan 0,24% masing–masing.

Adapun Bursa Asia berhasil melaju positif senada dari yang terjadi di bursa saham AS. Pada penutupan dini hari tadi, Nasdaq Composite, S&P 500, dan Dow Jones Industrial Average finis di zona hijau dengan penguatan masing-masing 0,42%, 0,34%, dan 0,09%.

Cerahnya IHSG dan bursa saham Asia tersulut rilisnya angka penciptaan lapangan kerja sektor swasta dari ADP yang memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan kembali menggunting suku bunga acuan.

ADP mengumumkan jumlah tenaga kerja di perusahaan AS turun secara tak terduga pada September, konsisten dengan data lain selama sebulan perhitungan yang memperlihatkan pasar tenaga kerja sedang melambat. Hal ini mendorong pelaku pasar menambah taruhan pada dua kali pemotongan suku bunga Fed lagi di sisa tahun ini.

Menurut Institute for Supply Management, manufaktur AS menyusut pada September untuk bulan ketujuh berturut–turut, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Laporan JOLTS pada Selasa juga mengisyaratkan permintaan tenaga kerja sedang melambat, memberikan gambaran singkat tentang pasar tenaga kerja pada saat data non–farm payrolls (NFP) dari Biro Statistik Tenaga Kerja bisa jadi akan tertunda.

Di sisi lain, investor tampaknya mengabaikan penutupan (shutdown) pemerintah AS yang terjadi pertama dalam hampir tujuh tahun. Shutdown mengancam ketiadaan data ekonomi krusial yang dibutuhkan The Fed untuk mengambil keputusan suku bunga. Artinya, ekonom, pasar, dan pembuat kebijakan akan lebih bergantung pada laporan–laporan seperti yang dirilis pada Rabu.

“Yang membedakan shutdown ini adalah ancaman PHK permanen bagi staf federal non–esensial, yang, mungkin hanya bualan politik dan rentan digugat secara hukum, akan memperpanjang dampak negatif terhadap gaji sektor publik,” tulis Thomas Ryan, ekonom Amerika Utara di Capital Economics, dalam catatannya, mengutip Bloomberg.

“Agar benar-benar berdampak pada pasar saham, shutdown ini harus berlangsung cukup lama, harus ada PHK yang besar atau sesuatu terjadi di pasar obligasi yang akan berdampak ke pasar saham,” sebut Kepala Strategi Perdagangan Saham AS di Citigroup, Stuart Kaiser dalam kesempatan interviu dengan Bloomberg Television pada Rabu, ia memandang shutdown tidak akan merugikan pasar saham.

“Penguatan pada indeks bursa global dan regional menjadi faktor positif,” mengutip riset Phintraco Sekuritas, Kamis.

Indeks Bursa Asia ditutup menguat, di mana indeks Kospi ditutup pada level tertinggi baru. Sedang Bursa Saham China dan India libur. Indeks Bursa Eropa juga dibuka menguat pada perdagangan siang ini.

(fad/aji)

No more pages