"Komentar langsung Presiden sebenarnya jelas, tetapi dampaknya mungkin antara samar dan tidak signifikan," kata spesialis kesehatan Mizuho Securities, Jared Holz, dalam catatannya.
"Semua pemain besar memiliki fasilitas produksi di dalam negeri dan hampir semuanya telah mengumumkan peningkatan investasi yang langsung terkait dengan manufaktur lokal."
Namun, beberapa perusahaan mungkin tetap rentan. Perusahaan farmasi multinasional menyatakan mereka terutama mengandalkan pabrik di AS untuk memasok pasar domestik, tetapi tidak semuanya sudah merealisasikan ekspansi yang dijanjikan.
Beberapa obat terlaris di AS sebagian besar masih diproduksi di luar negeri. Bahan utama obat diabetes dan penurun berat badan andalan Novo Nordisk, Ozempic, dan Wegovy dibuat di Denmark, sedangkan produksi awal Mounjaro, saingan Eli Lilly & Co, GLP-1, dilakukan di Irlandia.
Terapi penyakit autoimun Stelara dan obat kanker Darzalex dari Johnson & Johnson masing-masing diproduksi di Swiss dan Denmark. Opdivo, imunoterapi kanker terlaris dari Bristol-Myers Squibb Co, sangat bergantung pada produksi di Irlandia dan Swiss. Cosentyx dan Entresto dari Novartis AG juga diproduksi di pabrik Swiss.
Jika perusahaan-perusahaan itu tidak bisa menunjukkan bahwa mereka sudah mulai membangun pabrik di AS, produk terlaris mereka berisiko dikenai tarif yang akan langsung menggandakan biaya impor.
Misalnya, Novo Nordisk sedang membangun pabrik baru seluas 130 ribu meter persegi di North Carolina, sedangkan Eli Lilly awal tahun ini mengumumkan rencana membangun empat pabrik manufaktur baru di AS.
Beberapa perusahaan farmasi Jepang juga memproduksi obat untuk kondisi langka dan serius yang mungkin terkena tarif baru. Hemlibra, untuk membantu pembekuan darah pasien hemofilia, diproduksi oleh Chugai Pharmaceutical Co, sementara Enhertu, untuk memberikan kemoterapi langsung ke sel kanker payudara tanpa merusak sel sehat, diproduksi oleh Daiichi Sankyo Co.
Trump memberlakukan pungutan berbasis produk menggunakan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan, yang mengizinkan pemerintah menerapkan tarif tanpa persetujuan Kongres jika impor dianggap sebagai ancaman keamanan nasional. Pendekatan ini telah digunakan pada tarif impor mobil, tembaga, baja, dan aluminium.
Pada April, Departemen Perdagangan AS mulai menyelidiki dampak semua impor obat-obatan—baik obat generik jadi maupun obat bermerek serta bahan baku yang digunakan untuk memproduksinya—terhadap keamanan nasional AS.
Trump sudah mengisyaratkan tarif farmasi selama berbulan-bulan, meski secara serampangan. Pada awal Juli, Trump mengatakan akan memberi perusahaan farmasi kelonggaran untuk memindahkan operasinya ke AS sebelum tarif hingga 200% pada produk mereka berlaku. Lalu, pada 15 Juli, dia mengatakan kemungkinan akan mulai memberlakukan tarif obat-obatan pada akhir bulan.
Jika tarif baru ini tak ditambah ke tarif masing-masing negara yang sudah berlaku, dampaknya akan terbatas karena beberapa negara penghasil barang dan jasa utama sudah mencapai kesepakatan dagang dengan Gedung Putih. Misalnya, akhir Juli lalu, AS dan Uni Eropa menyepakati perjanjian dagang yang luas, termasuk tarif 15% pada produk farmasi.
Trump juga menyasar industri farmasi dengan cara lain. Pengumuman tarif ini mengikuti perintah eksekutif yang bertujuan menurunkan harga dengan menyelaraskan biaya obat-obatan di AS dengan harga terendah yang dibayarkan di luar negeri.
Perintah, yang ditandatangani Trump pada 12 Mei, ini meminta perusahaan untuk menurunkan harga secara sukarela atau menghadapi tindakan hukum, meski belum jelas bagaimana tepatnya akan dilaksanakan.
Trump mengumumkan rencana tarif ini beberapa hari sebelum batas waktu yang ditetapkan Gedung Putih bagi 17 produsen obat terbesar untuk secara sukarela mengurangi harga yang mereka kenakan kepada pemerintah AS untuk obat-obatan yang disetujui dan menetapkan harga obat baru setara dengan harga di luar negeri.
Dalam surat Juli kepada CEO perusahaan, Trump mengancam akan "menggunakan semua wewenang yang kami miliki" untuk menghukum perusahaan yang tidak mematuhi batas waktu 29 September.
"Ancaman baru ini terhadap industri farmasi telah beberapa kali disinggung Trump sebagai alat negosiasi," kata Anna Wu, ahli strategi lintas aset dari VanEck Associates Corp di Sydney.
(bbn)


































