Logo Bloomberg Technoz

Keracunan Makanan, Dokter Anak Minta Program MBG Dievaluasi Total

Recha Tiara Dermawan
28 September 2025 19:30

Seorang ibu membuka menu makan bergizi gratis (MBG) di Posyandu Dahlia 2, Ciracas, Jumat (10/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Seorang ibu membuka menu makan bergizi gratis (MBG) di Posyandu Dahlia 2, Ciracas, Jumat (10/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) turut bersuara usai terjadinya banyak kasus keracunan makanan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka menilai, program yang bertujuan meningkatkan gizi dan kesehatan anak, justru menimbulkan risiko serius pada keselamatan dan kesehatan anak.

Dalam surat terbuka, IDAI meminta Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan prioritas terhadap keselamatan anak dalam pelaksanaan program unggulan Presiden Prabowo tersebutmenekankan bahwa keselamatan anak harus ditempatkan sebagai prioritas utama. Mereka menilai, kelompok balita dan ibu hamil juga cukup rentan dalam pelaksanaan program tersebut.

“Keselamatan anak dan kelompok rentan adalah hal utama. Satu anak keracunan saja sudah menjadi masalah, apalagi jika terjadi pada ribuan anak di Indonesia,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, DR Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, Subs Kardio(K), Minggu (28/9/2025).


Dia menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh atas program MBG agar tepat sasaran, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

IDAI menggarisbawahi sejumlah poin penting yang harus diperbaiki. Pertama, keamanan pangan wajib dijaga ketat mulai dari penyediaan hingga distribusi agar terhindar dari kontaminasi. Kedua, menu makanan perlu disusun oleh ahli gizi anak dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang.