"Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BNI membuka peluang bagi nasabah yang selama ini menempatkan dana valasnya di luar negeri untuk berinvestasi di Tanah Air," kata Putrama dalam keterangan tertulisnya, dikutip (25/9/2025).
Senada, Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan kebijakan ini diharapkan memperkuat daya tarik Indonesia bagi investor ritel maupun institusi, baik domestik maupun internasional, di tengah kondisi pasar global yang masih penuh ketidakpastian.
Di samping itu, dia menilai langkah tersebut bukan hanya sekadar strategi bisnis, tetapi juga bentuk komitmen BRI memperkokoh fundamental perbankan nasional.
"Peningkatan suku bunga deposito valas ini menjadi salah satu upaya BRI dalam memberikan nilai tambah bagi nasabah, sekaligus memperkuat likuiditas perseroan dalam denominasi mata uang asing," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Riduan menekankan produk simpanan valas dengan bunga kompetitif sejalan dengan arahan strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar serta memperkuat daya saing industri perbankan nasional.
"Bank Mandiri hadir dengan produk simpanan valas yang kompetitif serta layanan lengkap untuk membantu nasabah mengoptimalkan dana dan transaksi bisnis baik di onshore maupun offshore," kata Riduan dalam keterangan resminya
BTN juga mengambil langkah serupa dengan penyesuaian bunga valas ke level 4% sebagai langkah antisipatif atas potensi meningkatnya aliran dana dari luar negeri ke dalam negeri. Langkah tersebut juga dilakukan untuk memperkuat daya saing produk persero di kawasan ASEAN.
"Kami ingin memastikan bahwa produk valas BTN tetap kompetitif dan menjadi pilihan menarik bagi nasabah, baik dari dalam maupun luar negeri," ungkap Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu.
Nixon juga menilai langkah ini sekaligus dapat memperkuat likuiditas perbankan nasional, "Dengan bunga valas yang lebih menarik, kami berharap nasabah semakin yakin untuk menempatkan dana USD di dalam negeri. Penempatan tersebut bukan hanya sebagai instrumen investasi aman tapi juga turut memperkuat likuiditas perbankan Indonesia."
Sebagaimana diketahui, Kementerian Keuangan sebelumnya mendorong agar warga negara Indonesia menempatkan kembali dolar mereka di dalam negeri dengan pemberian insentif.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menerangkan, kebijakan ini akan diwujudkan melalui pemberian insentif. Kebijakan ini penting agar cadangan devisa tetap kuat dan pasokan valas di perbankan nasional semakin memadai untuk mendukung pembiayaan proyek hilirisasi.
Menurut Purbaya selama ini masyarakat banyak membawa dolar AS milik mereka ke luar negeri. Ke depan upaya pemerintah, lanjut dia, adalah mendorong kembalinya dolar disimpan melalui perbankan domestik.
"Ini betul-betul market-based, bukan memaksa. Akan ada insentif sehingga orang Indonesia lebih suka naruh uang dolar di sini dibanding di luar. Jadi mereka nggak usah capek-capek kirim dolarnya ke luar," ujar Purbaya usai rapat koordinasi, dikutip Sabtu (20/9/2025).
"Kalau kita bisa jaga supaya dolar (AS) tetap di sini, cadangan devisa akan lebih besar dan perbankan punya suplai dolar lebih banyak. Itu menguntungkan industri keuangan dan mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis," jelasnya.
Dirinya mengatakan rencana tersebut masih dimatangkan, namun optimistis bisa diluncurkan dalam waktu sekitar satu bulan ke depan.
(lav)

































