Logo Bloomberg Technoz

Target harga saham ANTM misalnya. BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) mengerek target harga saham ANTM menjadi Rp4.100/saham dari sebelumnya Rp3.000/saham. Target harga ini melampaui konsensus Bloomberg, di Rp3.694/saham untuk 12 bulan ke depan.

Karyawan merapihkan Logam Mulia di Butik Emas Antam, Pulogadung, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

"Kami menaikkan perkiraan perolehan laba bersih ANTM tahun ini hingga 2027 antara 22,2% hingga 46,3%," tulis tim riset BRIDS yang terdiri dari Erindra Krisnawan dan Naura Reyhan Muchlis, dikutip Selasa (23/9/2025).

Perkiraan itu berdasarkan asumsi perkiraan harga emas yang bisa menyentuh US$3.300-3.00/oz. Perkiraan ini sendiri sudah direvisi dari sebelumnya US$2900-3000/oz. ANTM juga mendapat sentimen positif dari asumsi harga nikel yang lebih tinggi, di US$51/ton.

Indika Energy (INDY)

Analis Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari merekomendasikan buy saham INDY dengan target harga Rp3.300/saham. Adapun target harga konsesus Bloomberg ada di Rp2.525/saham.

Ada lima analis dalam konsensus tersebut. Target harga empat dari lima analis masih berada di bawah konsensus.

"Saham INDY telah naik 67% sepanjang bulan ini, ditopang oleh net buy sebesar Rp101 miliar. Kami meyakini reli ini mencerminkan optimisme investor di tengah momentum harga emas dan transformasi INDY untuk menjadi produsen emas dari sebelumnya batu bara," jelas Yoga dalam riset.

Tambang Awak Mas menjadi game changer untuk INDY. Tambang Awak Mas direncanakan mulai berproduksi pada semester II-2026. Untuk jangka menengah dan panjang, kapasitas produksi Awakmas diperkirakan mencapai 100.000–120.000 ounce per tahun.

Yoga memberikan asumsi produksi Awak Mas sebesar 100.000 ounce di awal operasi dan harga ada di US$3.600/oz.

"Dengan asumsi itu, kami memperkirakan Tambang Awak Mas akan menyumbang pendapatan sebesar US$360 juta pada 2027. Ini akan membuat margin konsolidasi INDY meningkat dari hanya 0,4% di 2024 menjadi 5% di 2027," jelas Yoga.

Dia menambahkan, valuasi segmen emas INDY saja sudah mencapai US$911 juta. Ini setara dengan Rp2.800/saham, berada di atas harga saham INDY saat ini di Rp2.300/saham.

"Sehingga, kami melihat harga saham INDY underprice. Dengan kondisi makro dan story transformasi INDY, ini baru awalan sehingga kami masih melihat adanya ruang untuk re-rating."

ARCI hingga Grup Salim

Berkah harga emas juga disebut akan menguntungkan ARCI. Tim Analis Mandiri Sekuritas bahkan menyebut produksi emas ARCI merupakan terbesar ketiga setelah Freeport dan PT United Tractors Tbk (UNTR). 

Posisi ini membuat ARCI unggul di tengah momentum kenaikan harga emas yang diprediksi terus berlanjut akibat kebijakan pelonggaran The Fed, meningkatnya risiko geopolitik, serta permintaan yang kian besar dari bank sentral dan ETF.

Terlebih, ARCI membalikkan kinerja pada kuartal II-2025 berkat pulihnya tambang Araren berkadar emas tinggi dan bersiap menambah dorongan dari proyek tambang bawah tanah Kopra yang ditargetkan beroperasi akhir tahun, sehingga produksi diproyeksikan melonjak dari 127 ribu ons pada 2025 menjadi 211,5 ribu ons pada 2028 dengan potensi kenaikan cadangan signifikan dari hasil eksplorasi.

“Pendapatan ARCI diproyeksikan tumbuh dengan CAGR naik 29% pada 2024–2028, didorong terutama oleh peningkatan kadar emas, bukan ekspansi kapasitas,” kata Tim Analis.

Mandiri Sekuritas merekomendasikan buy saham ARCI dengan target harga Rp1.400/saham. Sedang target harga konsensu ada di Rp1.276/saham 12 bulan ke depan.

Analis juga memasang sikap serupa untuk saham emas lain. Misal, United Tractor (UNTR). Meski segmen alat berat masih menjadi laggard, analis Macqiarie Ariyanto Jahja memberikan rating outperform dengan target harga Rp31.200/saham.

Analis BCA Sekuritas Hernanda Cahyo juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp35.000/saham. Adapun target harga konsensus sebesar Rp28.591/saham.

Sucor Sekuritas juga merekomendasikan buy saham emas dari Grup Salim, Bumi Resources Minerals (BRMS), dengan target harga Rp750/saham. Sedang target harga konsensus ada di Rp580/saham.

(red)

No more pages