Logo Bloomberg Technoz

Senada, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) bertambah 105 poin atau menguat 16% ke level harga terbaiknya Rp760/saham.

Menyusul saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) dengan penguatan 140 poin dan menguat 14% ke level Rp1.140saham.

“Pergeseran menuju kebijakan cukai yang lebih longgar akan menjadi titik balik penting, memberikan stabilitas yang sangat dibutuhkan oleh industri serta meningkatkan kepastian laba,” tulis tim riset Sucor Sekuritas yang terdiri dari Giovanus Marcell Lie dan Niko Pandowo, Senin (22/9/2025).

Biarpun terdorong isu dan sentimen cukai, analis menilai industri rokok masih akan tertekan, melansir riset yang sama, bisnis inti rokok masih menghadapi tantangan akibat tekanan daya beli dan peredaran rokok ilegal.

“Kami melihat peluang untuk meningkatkan pandangan terhadap sektor ini apabila terjadi kombinasi dari tiga faktor positif: pemulihan belanja konsumen, pengetatan pengawasan terhadap perdagangan ilegal, serta lingkungan tarif cukai yang lebih bersahabat.”

Analis Maybank Sekuritas Willy Goutama dan Jocelyn Santoso menilai, produsen rokok tier-I seperti halnya GGRM dan HMSP tengah menghadapi tantangan struktural di tengah lemahnya daya beli, konsumen lebih memilih merek tier-II dan III yang tersedia luas.

“Hal ini terlihat dari penjualan Sigaret Kretek Tangan (SKT) pada semester I–2025 yang masih lemah, yaitu sebesar Rp3,9 triliun (-20% YoY), mencerminkan GGRM tidak memperoleh manfaat dari tren downtrading. Penjualan GGRM masih didominasi oleh produk Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang menyumbang 90% dari total penjualan semester I–2025,” tulis riset Maybank.

Diperberat juga oleh sentimen margin EBIT yang menderita penurunan menjadi 1,2% (-165bps YoY), didorong oleh beban operasional yang lebih tinggi.

Dia juga mempertahankan rekomendasi sell untuk saham GGRM. Target harganya juga hanya Rp5.600/saham hingga 12 bulan ke depan.

Selain itu, kinerja HMSP hingga semester I–2025 juga menunjukan pertumbuhan yang lambat, dengan laba bersih yang hanya terbilang mencapai Rp2,1 triliun (–35,8% YoY), lebih rendah dari konsensus pasar.

“Pendapatan turun 8,1% YoY menjadi Rp26,3 triliun pada kuartal II–2025, dengan pendapatan semester I–2025 hanya sebesar Rp55,1 triliun,” tulis riset Ciptadana Sekuritas Asia, Putu Chantika Putri.

Industri kembali mencatat pertumbuhan negatif karena lemahnya daya beli terus membebani permintaan, mendorong peningkatan pasar rokok ilegal dan pada gilirannya menekan potensi penerimaan cukai.

Berdasarkan segmen, Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) masih tertekan, menandakan tren downtrading yang berlanjut akibat daya beli yang melemah.

Atas dasar itu, Ciptadana merekomendasikan Hold saham HMSP dengan target harga Rp580/saham.

Target Harga dan Rekomendasi Saham Rokok

HM Sampoerna (HMSP)

HMSP

- Buy: 7 Analis
- Hold: 7
- Sell: 1
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp655/saham

Terbaru, Jason Chandra, Analis CGS International memberikan rekomendasi beli saham HMSP dengan target harga Rp620/saham. Selanjutnya, Analis INA Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi beli dengan target harga mencapai Rp725/saham.

Terlebih lagi, pada Juli kemarin, Willy Goutama, Analis Maybank Investment Banking Group menyematkan rekomendasi beli dengan target harga saham potensial mencapai Rp850/saham bagi HMSP.

Gudang Garam (GGRM)

GGRM

- Buy: 0 Analis
- Hold: 4
- Sell: 10
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp6.570/saham

Sarkia Adelia, Analis Panin Sekuritas memberikan rekomendasi tahan saham GGRM dengan target harga Rp8.600/saham. Selanjutnya Jason Chandra, Analis CGS International memberikan rekomendasi kurangi posisi (Reduce) dengan target harga masih potensial mencapai Rp9.500/saham.

Pada 2025, INA Sekuritas Indonesia turut masih menyematkan rekomendasi netral terhadap saham GGRM, dengan target harga saham berpotensi mencapai Rp11.315/saham.

(fad/aji)

No more pages