Posisi terendah IHSG hari ini ada di 7.983,35 sedang tertinggi sempat di 8.036,5. Volume perdagangan tercatat melibatkan 17,62 miliar saham. Dengan nilai perdagangan mencapai Rp9,23 triliun yang ditransaksikan dengan frekuensi 1,14 juta kali diperjualbelikan.
Saham–saham properti, saham teknologi, dan saham konsumen non primer menjadi pendorong pelemahan IHSG, dengan drop mencapai 0,66%, 0,45% dan 0,44%.
Sebanyak–banyaknya 356 saham mengalami pelemahan, dan hanya ada 280 saham menguat. Sedangkan 160 saham lainnya tidak bergerak alias stagnan.
10 saham diantaranya berdasarkan data Bloomberg, yang berhasil menahan pelemahan lanjutan IHSG pada Jumat (19/9/2025).
- Barito Pacific (BRPT) menyumbang 7,47 poin
- Bank Central Asia (BBCA) menyumbang 7,15 poin
- Astra International (ASII) menyumbang 5,56 poin
- Aneka Tambang (ANTM) menyumbang 2,25 poin
- Chandra Daya Investasi (CDIA) menyumbang 2,13 poin
- Petrosea (PTRO) menyumbang 2 poin
- Jhonlin Agro Raya (JARR) menyumbang 1,28 poin
- Merdeka Copper Gold (MDKA) menyumbang 1,11 poin
- Sarana Menara Nusantara (TOWR) menyumbang 0,79 poin
- Indofood Sukses Makmur (INDF) menyumbang 0,77 poin
Namun, asa rebound IHSG dibatasi oleh melemahnya banyak saham. Di antaranya adalah sebagai berikut.
- Barito Renewables Energy (BREN) mengurangi 7,6 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) mengurangi 5,71 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengurangi 4,95 poin
- DCI Indonesia (DCII) mengurangi 2,75 poin
- Bank Negara Indonesia (BBNI) mengurangi 2,49 poin
Mengutip riset analis Panin Sekuritas siang hari ini, IHSG langsung dibuka melemah pagi tadi dan terus volatile hingga berhenti di zona merah pada Sesi I hari ini minus 0,06% di level 8.003,38.
“Hal ini berbeda dengan Bursa AS yang mencetak rekor tertinggi baru setelah pengumuman penurunan suku bunga dari The Fed serta didukung dengan klaim awal pengangguran AS turun lebih dari ekspektasi menjadi 231 ribu dari level tertinggi 4 tahun,” sebut Panin.
Dari dalam negeri, investor masih mencerna data moneter di mana suku bunga BI Rate secara mengejutkan dipangkas 25 bps menjadi 4,75%, memberikan ekspektasi pelonggaran ekonomi serta mendukung ekspansi fiscal termasuk penempatan dana pemerintah di bank sebesar Rp200 triliun.
(fad/wep)
































