Bloomberg tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen. Lukoil belum menjawab pertanyaan yang dikirim melalui email untuk mengonfirmasi laporan tersebut.
Sejak bulan lalu, pasukan militer Ukraina telah mengintensifkan serangan drone terhadap infrastruktur energi Rusia, termasuk kilang minyak, untuk membatasi pasokan bahan bakar ke garis depan medan perang.
Pada Agustus, setidaknya 13 serangan telah dilancarkan, jumlah bulanan terbesar sejak invasi di Ukraina dimulai. Sejauh ini, pada September, setidaknya telah terjadi enam serangan.
Pekan lalu, pesawat nirawak juga menggempur terminal minyak Baltik terbesar Rusia di Primorsk. Ukraina mengklaim telah menyerang stasiun pompa yang memasok terminal Baltik lainnya, Ust-Luga.
Narasumber yang mengetahui mengatakan drone Ukraina mengebom salah satu unit pengolahan utama di fasilitas Salavat. Menurut situs web kilang tersebut, unit tersebut memiliki kapasitas desain untuk mengolah 4 juta ton kondensat per tahun, setara dengan sekitar 80.000 barel per hari. Seluruh fasilitas dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah sekitar 200.000 barel per hari.
Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, kantor pers Gubernur Khabirov mengatakan kilang Salavat tetap beroperasi normal dan kebakaran telah terkendali. Kedua klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
Akibat serangan berulang Ukraina, menurut perkiraan JPMorgan Chase & Co, produksi kilang minyak Rusia kini anjlok di bawah 5 juta barel per hari, level terendah sejak April 2022.
Berdasarkan data pelacakan kapal yang dikumpulkan Bloomberg, serangan di Laut Baltik juga mengurangi aliran ekspor minyak mentah Rusia lebih dari 900.000 barel per hari, penurunan mingguan tertajam sejak Juli tahun lalu.
Sejauh ini, sekutu Ukraina sebagian besar mengabaikan serangan tersebut. Meski tidak memberikan dukungan publik atas serangan tersebut, Washington dan Brussels juga tidak mengkritiknya. Hal ini berbeda dengan era Joe Biden di Gedung Putih dan anggota pemerintahannya, yang sering menegur Kyiv atas serangan yang memengaruhi industri minyak Rusia.
Awal pekan ini, Bloomberg melaporkan bahwa negara-negara G7 saat ini sedang menyusun paket sanksi baru terhadap Kremlin dan berencana menyelesaikan teksnya dalam dua pekan ke depan.
(bbn)





























