Militer mengatakan sekitar 100.000 warga telah mengungsi dan sedang menyiapkan tenda, makanan, dan fasilitas sanitasi di selatan untuk menyambut kedatangan warga lain. Namun, zona aman yang disebut-sebut sering menjadi sasaran serangan militer, di mana warga Palestina menghadapi kepadatan penduduk dan kondisi yang buruk.
"Jika teroris Hamas tidak meletakkan senjata dan membebaskan semua sandera, mereka akan dihancurkan dan Gaza akan diratakan," kata Menteri Pertahanan Israel Katz di X, mengunggah gambar runtuhnya gedung pencakar langit di lingkungan Rimal yang dulu makmur. Dia mengklaim Hamas telah menggunakannya dan beberapa lingkungan lain sebagai pangkalan.
Dalam beberapa pekan terakhir, warga di kawasan tenggara dan timur laut Kota Gaza telah mengungsi dari pusat kota ke arah barat menuju garis pantai, berdesakan di ruang yang semakin sempit karena pasukan Israel mengintensifkan serangan udara dan ledakan robot bermuatan bahan peledak di area tersebut.
Banyak warga mengaku tidak mampu melakukan eksodus lagi ke selatan, di mana sarana transportasi makin langka dan mahal. Para analis dan organisasi non-pemerintah memprediksi seperlima penduduk akan mengambil risiko dan tetap tinggal.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengeluarkan seruan darurat untuk melindungi rumah sakit dan tim medis, serta membuka koridor aman, memperingatkan bahwa ribuan pasien dan korban luka berada dalam bahaya.
Menurut kementerian tersebut, lebih dari 64.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel selama 23 bulan, yang dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober 2023, di mana 1.200 warga Israel tewas.
Protes juga semakin meningkat di Israel, di mana para demonstran berunjuk rasa menolak serangan di Kota Gaza. Mereka menilai hal itu akan membahayakan sekitar 20 sandera yang diyakini masih hidup dan pasukan militer. Israel kehilangan empat tentara di Gaza utara pada Senin saat pasukan komando Hamas melemparkan bahan peledak ke tank mereka.
Usulan Gencatan Senjata Baru
Saat pasukan Israel mendekati kota tersebut, Presiden AS Donald Trump menawarkan gencatan senjata baru kepada Israel dan Hamas, yang mencakup pembebasan semua sandera tersisa dan negosiasi yang diawasinya untuk mengakhiri pertempuran.
Israel merespons secara positif. Pejabat Hamas mengatakan kelompok tersebut tertarik untuk bernegosiasi, tetapi tawaran terbaru Trump tidak memadai.
"Tentu saja, Hamas dan faksi-faksi perlawanan tertarik untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang, menghentikan genosida, dan membuka pintu bagi solusi politik yang mewujudkan tujuan nasional kami yang sah—tetapi bukan dengan menandatangani dokumen penyerahan diri yang memalukan," kata pejabat Hamas Basem Naim melalui pernyataannya.
Israel dan AS mengatakan Hamas tidak boleh memiliki peran di Gaza di masa depan; Hamas ingin Israel disingkirkan sepenuhnya dari wilayah tersebut.
(bbn)

































