Hanya saja, Laode enggan menerangkan ihwal kemungkinan keputusan konkret yang akan diambil dalam persamuhan itu nantinya.
“Besok pagi 10.00 kami sinkronisasikan [data impor BBM]. Terkait volume [impor BBM] khususnya,” kata Laode saat dikonfirmasi, Senin (8/9/2025).
Sebelumnya, Laode mengatakan rapat sinkronisasi data itu juga akan membahas soal kemungkinan BU swasta untuk membeli BBM dari kilang milik Pertamina, alih-alih menambah kuota impor.
Menurut Laode, pemerintah lebih menyarankan agar BU swasta membeli tambahan BBM dari kilang Pertamina. Dia beralasan persyaratan spesifikasi BBM telah diatur oleh otoritas migas.
Diusut KPPU
Di sisi lain, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tengah mengkaji kebijakan durasi impor BBM yang diubah oleh Kementerian ESDM dari 1 tahunan menjadi per 6 bulan.
Nantinya, kajian tersebut akan menentukan apakah kebijakan yang diambil oleh Kementerian ESDM tersebut mengarah kepada kebijakan yang menghambat persaingan usaha atau tidak.
“Iya dalam proses kajian, fokus ke kebijakan pengaturan impor BBM,” kata Deputi Bidang Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto kepada Bloomberg Technoz, Senin (8/9/2025).
Dalam kaitan itu, Taufik menjelaskan, apabila kebijakan durasi izin impor yang dipangkas tersebut terbukti menghambat persaingan usaha, KPPU akan memberikan rekomendasi kepada kementerian teknis terkait, dalam hal ini Kementerian ESDM.
KPPU juga menegaskan telah melayangkan undangan kepada perusahaan SPBU yakni Shell Indonesia, BP-AKR, dan Pertamina untuk dimintai keterangan terkait dengan kebijakan itu.
Selain itu, KPPU juga mengundang perwakilan Kementerian ESDM untuk melakukan diskusi terkait dengan aturan impor BBM tersebut.
Sekadar catatan, dua perusahaan ritel BBM swasta—yakni Shell Indonesia dan BP-APKR — melaporkan kehabisan pasokan sejak akhir bulan lalu.
Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura menjelaskan ketersediaan stok dua jenis BBM tersebut hingga hari ini, Senin (8/9/2025), masih belum kembali normal alias masih mengalami gangguan pasokan.
Sementara itu, Shell Indonesia melaporkan kehabisan pasokan pada lini produk Shell Super, Shell V-Power dan Shell V-Power Nitro+. Akan tetapi, Shell terpantau kembali menjual BBM jenis Shell Super (RON 92) di berbagai stasiun pengisian bahan bakar minyak (SPBU) wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Dikutip dari laman resmi Shell Indonesia, berdasarkan data terakhir per Minggu (7/9/2025), produk Shell V-Power (RON 95) hanya dapat ditemukan di 12 SPBU Shell di wilayah Jawa Timur a.l. Surabaya, Malang, Blitar, Jombang, Kediri, Mojokerto, Pasuruan, Tuban, dan Lamongan.
Sedangkan, Shell V-Power Nitro+ (RON 98) masih mengalami kelangkaan di seluruh SPBU Shell Indonesia. Tak ada satupun SPBU milik Shell yang tercatat menjual BBM jenis V-Power Nitro+.
(azr/naw)































