Logo Bloomberg Technoz

Sedang sejumlah saham masih melemah hingga menjadi top losers di antaranya saham PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) yang ambles 9,88%, saham PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS) jatuh 9,81%, dan saham PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI) drop 9,71%.

Pada tutup dagang, Kospi (Korea Selatan) berhasil memimpin penguatan bursa asia dengan melesat mencapai 0,94%. Disusul posisi terbaik kedua oleh IHSG yang menguat 0,85%, Topix (Jepang) melejit 0,61%, Straits Times (Singapura) melesat 0,52%, SETI (Thailand) menguat 0,35%, NIKKEI 225 (Tokyo) mencatat kenaikan 0,29%, dan KLCI (Malaysia) menghijau 0,1%.

Shenzhen Comp. China Turun 2% pada Selasa 2 September (Bloomberg)

Sementara Bursa Saham Asia lainnya kompak ada di zona merah yaitu Shenzhen Comp. (China) jatuh 2,04%, CSI 300 (China) ambles 0,74%, Hang Seng (Hong Kong) terdepresiasi 0,47%, Shanghai Composite (China) melemah 0,45%, BSE SENSEX 30 (India) drop 0,25%, Weighted Index (Taiwan) melemah 0,23%, dan PSEI (Filipina) merah 0,19%.

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari sosial politik dan ekonomi dalam negeri. Demonstrasi yang sudah mencapai puncaknya, membuka peluang terus membaiknya sentimen pasar dalam tempo segera. Pasar berpeluang pulih sepanjang minggu ini.

Solidnya data ekonomi Indonesia, dan masyarakat yang masih mencermati gejolak politik yang sudah mulai kondusif di beberapa titik, sehingga apabila berangsur terus membaik, maka potensi buy di market akan berlanjut, mengutip paparan riset terbaru Panin Sekuritas.

“Namun begitu, gejolak politik masih menjadi perhatian dan sentimen utama bagi pasar domestik saat ini, dan keputusan Pemerintah dalam menghadapi situasi saat ini kami nilai akan memengaruhi langkah investor dalam mengantisipasi pasar,” jelas Panin.

Rupiah juga berhasil menguat pada perdagangan hari ini, melesat 0,12% ke posisi Rp16.400/US$ berdasarkan data Bloomberg, rupiah pun jaya menjadi mata uang terbaik di Asia.

Penutupan Rupiah Selasa 2 September, Menguat 0,12% (Bloomberg)

Investor melakukan pembelian pada saham–saham berfundamental bagus yang sudah mengalami pelemahan, sebut riset Phintraco Sekuritas.

“Ekspektasi akan tren penurunan suku bunga The Fed dan BI Rate juga menjadi faktor positif,” terang Phintraco, yang masih memperhitungkan investor masih bersikap hati–hati dengan melakukan trading jangka pendek. 

Surplus neraca perdagangan Indonesia yang berkelanjutan mencapai 63 bulan berturut–turut, dan perbaikan indikator manufaktur yang kembali memasuki zona ekspansif mencapai 51,5, memberi dorongan positif tambahan bagi IHSG sepanjang hari ini.

(fad/aji)

No more pages