Logo Bloomberg Technoz

Namun sepertinya sentimen itu hanya sesaat saja alias temporer. Pekan ini, rasanya pasar sudah move on dari sentimen tersebut.

Survei Nomura mengungkapkan bahwa 43,6% investor institusi melihat sentimen demonstrasi sudah mencapai puncak. Riset tersebut juga memperkirakan rupiah mampu menguat lebih dari 1% pekan ini.

Sumber: Nomura

Adapun Tim Riset Bloomberg Technoz melihat Rp 16.400/US$ akan menjadi pivot point bagi rupiah. Jika tertembus, maka ada kemungkinan rupiah akan menguji resisten Rp 16.300/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 1 September 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Selain itu, rupiah akan mendapatkan ‘pengawalan’ ketat dari Bank Indonesia (BI). Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, mengatakan bank sentral akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likuiditas rupiah. 

“Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi, termasuk intervensi NDF di pasar offshore, dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder,” ungkap Erwin.

BI. lanjut Erwin, juga menjaga kecukupan likuiditas rupiah dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan melalui transaksi repo, transaksi forex swap, pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending/financing facility.

(red)

No more pages