Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot valas pagi ini dibuka menguat 0,07% di level Rp16.479/US$. Namun, rupiah akhirnya berbalik melemah pada pukul 09:56 WIB ke level Rp16.494/US$, mencerminkan penurunan nilai 0,02% terhadap dolar AS.
Di Asia, pergerakan mata uang cenderung variatif pagi ini di mana sebagian bergerak di zona merah dipimpin oleh peso yang ambles nilainya 0,27%. Pelemahan rupiah terbilang tipis pagi ini.
Sedangkan baht, yen, dolar Singapura dan Hong Kong melenggang ke zona hijau penguatan.
Adapun di pasar NonDeliverable Forward (NDF) offshore, rupiah bergerak melemah di kisaran Rp16.530/US$ pada pukul 09:48 WIB, turun nilainya 0,4% dibanding posisi penutupan akhir pekan lalu.
Bertahannya rupiah tak sampai anjlok dramatis, kemungkinan karena Bank Indonesia 'habis-habisan' mengintervensi pasar, terutama pasar spot.
Intervensi sudah dilakukan sejak Jumat pekan lalu ketika tensi politik pecah dalam ketegangan yang panas pasca kematian pengemui ojek online Affan Kurniawan akibat dilindas kendaraan taktis Brimob Polri.
Fixed Income and Market Strategist Mega Capital Sekuritas menilai, BI kerja keras di jam pertama perdagangan. Namun, perdagangan hari ini masih panjang hingga sore nanti termasuk di pasar offshore.
"Upaya BI menstabilikan pasar patut diapresiasi, walaupun perjalanan masih panjang dan situasi sosial politik masih dipenuhi ketidakpastian," kata Lionel.
Menurut analis, aksi jual investor di saham maupun surat utang, akan bergantung pada aksi demonstrasi pada hari ini. "Apabila kericuhan kembali terjadi, maka tugas BI berpotensi semakin berat," katanya.
BI berjaga di pasar
Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Erwin Hutapea dalam keterangan tertulis pagi ini, mengatakan, bank sentral akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likuiditas rupiah.
"Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan nilai rukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi, termasuk intervensi NDF di pasar offshore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF [NDF domestik] dan SBN [Surat Berharga Negara] di pasar sekunder," demikian pernyataan Erwin.
Bank Indonesia juga memastikan untuk menjaga kecukupan likuiditas rupiah dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan melalui transaksi repo, transaksi fx swap dan pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending/financing facility.
Arus keluar modal asing dari pasar saham melejit pada perdagangan Jumat lalu, ketika situasi memanas. Berdasarkan data otoritas yang dikompilasi oleh Bloomberg, asing mencatat penjualan saham (net sell) senilai Rp1,12 triliun. Angka penjualan saham oleh asing itu menjadi yang terbesar sejak 31 Juli lalu.
Sedangkan di pasar obligasi, Surat Utang Negara (SUN), berdasarkan data terakhir per 28 Agustus lalu, investor asing masih mencatat net buy senilai US$ 280,3 juta. Selama Agustus, asing mencetak pembelian bersih US$ 1 miliar month-to-date.
Adapun untuk instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), berdasarkan laporan Bank Indonesia, untuk data transaksi antara 25-28 Agustus lalu, investor asing tercatat menjual senilai Rp10,79 triliun (net sell).
-- update pada nilai rupiah di pasar spot dan NDF.
(rui)






























