Adapun andai mampu menguat, target resisten rupiah ada di Rp 16.450/US$. Jika tertembus, maka Rp 16.400/US$ bisa menjadi target berikutnya.
Mencermati tren perdagangan sepekan ke depan, selama nantinya nilai rupiah bertengger di atas Rp 16.550/US$ usai tertekan, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah hingga mencapai Rp 16.600/US$ .
Sebaliknya apabila terjadi penguatan ke Rp 16.400/US$ dalam tren jangka menengah, maka rupiah berpotensi terus menembus resisten baru hingga Rp 16.300/US$.
Penyebab Kelesuan Rupiah
Situasi domestik sepertinya menjadi pemberat langkah rupiah. Dalam beberapa hari terakhir, situasi di Jakarta dan sejumlah kota di Indonesia memanas.
Tensi meningkat, aksi demonstrasi menjamur di mana-mana. Tidak sekedar demonstrasi, massa juga melakukan tindakan perusakan dan penjarahan di rumah beberapa pejabat negara.
Perkembangan tersebut menyebabkan DNY menurunkan proyeksi (outlook) rupiah dari positif menjadi netral. Risiko politik jangka pendek dan keresahan sosial menjadi penyebab utamanya.
“Kami menilai bahwa gejolak ini akan sementara, jangka pendek. Akan tetapi, investor tentu akan meningkatkan lindung nilai (hedge) terhadap investasi mereka di Indonesia,” tegas Wee Khoon Chong, Senior Strategist BNY, dalam catatannya.
Bank Indonesia, lanjut Wee, akan berupaya melakukan intervensi untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
“Kami juga akan terus memantau reaksi pemerintah dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi masalah ini. Reformasi di pasar dan transparansi mungkin bisa mengembalikan kepercayaan pasar,” tambah Wee.
- Dengan asistensi Ruisa Khioriyah -
(aji)































