Adapun target support terdekat ada di Rp 16.400/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka support selanjutnya ada di level Rp 16.450/US$ yang merupakan Moving Average (MA) 100.
The Fed
Ruang penguatan rupiah datang dari laju dolar AS yang melambat. Kemarin, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,03%.
Pagi ini, indeks tersebut masih tersangkut di zona merah. Pada pukul 08:08 WIB, Dollar Index turun 0,09%.
Gejolak di tubuh bank sentral AS Federal Reserve dinilai menjadi beban bagi laju mata uang Negeri Paman Sam. Kemarin, Presiden Donald Trump memecat Anggota Dewan Gubernur Lisa Cook karena ada dugaan pemalsuan data pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Pencopotan Cook dikhawatirkan mencederai independensi bank sentral. Ini menjadi faktor risiko penurunan peringkat utang (rating) AS. Kalau sampai terjadi, maka akan menjadi bencana bagi pasar keuangan global.
Pelengseran Cook juga bisa menjadi pembuka jalan bagi Trump untuk menempatkan sosok yang satu frekuensi dengannya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Trump menghendaki kebijakan moneter longgar dengan suku bunga rendah.
Kemungkinan penurunan suku bunga acuan pun membesar. Mengutip CME FedWatch, probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 4-4.25% dalam rapat September adalah 88,7%. Naik dibandingkan posisi 26 Agustus yang sebesar 87,8%.
Sementara peluang suku bunga acuan bertahan di 4,25-4,5% adalah 11,3%. Turun ketimbang sebelumnya yang sebesar 12,2%.
Dalam riset terbaru, Citigroup memperkirakan dolar AS bakal melemah dalam waktu dekat.
“Kekhawatiran melemahnya independensi The Fed memiliki dua risiko utama. Pelemahan dolar AS dan kurva imbal hasil obligasi yang makin tajam,” sebut riset itu.
(aji)
































