Logo Bloomberg Technoz

Menurut Baudelet, MoU tersebut masih dalam tahap awal pembahasan sehingga dia tak bisa mengungkapkan lebih jauh rencana kerja sama yang akan dilakukan. 

Lalu, dia mengklaim terdapat beberapa informasi yang masih belum bisa diungkapkan ke publik dalam pembahasan lebih lanjut atas MoU tersebut.

“Maksud saya, ini masih tahap awal pembicaraan. Jelas, ada tingkat kerahasiaan juga, tetapi setidaknya pembicaraan ini berjalan. Jelas INA dan Danantara adalah mitra yang sangat baik,” pungkas dia.

Untuk diketahui, BPI Danantara dan INA telah meneken MoU dengan Eramet untuk menjajaki pembentukan platform investasi di sektor nikel, dari operasi hulu hingga hilir.

Penandatangan tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Istana Negara pada Rabu (28/5/2025).

Dalam keterangan pers bersama, kemitraan tersebut bertujuan untuk mengembangkan ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik yang berkelanjutan dan terintegrasi di Indonesia.

Dijelaskan bahwa Eramet bersama-sama dengan Danantara dan INA akan melakukan penilaian awal untuk mengidentifikasi proyek yang akan dipilih untuk memaksimalkan ekosistem Indonesia.

“Kemitraan ini mencerminkan komitmen ketiga pihak untuk mendorong investasi hilirisasi nikel kelas dunia di Indonesia, yang merupakan salah satu pilar utama dalam memperkuat daya saing industri nasional. Kolaborasi ini juga mengintegrasikan kapasitas teknis tingkat global di bidang tambang berwawasan lingkungan yang mendukung pembangunan industri berkelanjutan,” kata Chief Investment Office (CIO) Danantara Pandu Sjahrir, dalam keterangan pers kala itu.

Dilansir melalui situs resmi, Eramet memiliki konsesi di Weda Bay, Maluku Utara melalui PT Weda Bay Nickel. Adapun, 90% kepemilikan perusahaan tersebut dipegang oleh Strand Minerals Pte Ltd dan 10% dimiliki oleh pemerintah Indonesia melalui PT Antam Tbk.

Sementara itu, Eramet Group memiliki kepemilikan 43% terhadap Strand Minerals Pte Ltd, dan sisanya dimiliki Tsingshan Group.

Dalam pemberitaan sebelumnya, CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pihaknya terbuka dengan tawaran investasi Eramet di Weda Bay untuk mempertebal portofolio hilirisasi tambang nikel korporasi Prancis itu di Maluku Utara.  

Rosan menuturkan Eramet berkomitmen untuk kembali melanjutkan rencana hilirisasi bijih nikel yang saat ini dioperasikan PT Weda Bay Nickel (WBN); usaha patungan Eramet dengan Tsingshan Group dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam.

Hanya saja, kata Rosan, Danantara masih mengkaji penawaran kerja sama yang diajukan Eramet tersebut. “Karena mereka juga salah satu, mungkin yang terbesar di Eropa untuk investasi di hilirisasi ini,” tuturnya, medio Mei.

(azr/wdh)

No more pages