Logo Bloomberg Technoz

Biaya Gas Industri Mahal, Sektor Penerima HGBT Perlu Dipangkas?

Azura Yumna Ramadani Purnama
20 August 2025 12:30

Jaringan pipa gas di Eropa. Fotographer: Carina Johansen/Bloomberg
Jaringan pipa gas di Eropa. Fotographer: Carina Johansen/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ekonom energi berpendapat kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) senilai US$6,5—US$7 per million british thermal unit (MMBtu) yang diperuntukkan bagi tujuh sektor industri menimbulkan biaya yang cukup tinggi bagi sektor hulu gas, perusahaan penyalur gas, dan keuangan negara.

Dengan demikian, ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan industri penerima HGBT perlu dipersempit hanya untuk sektor-sektor yang memiliki dampak langsung bagi masyarakat seperti industri pupuk.

“Saya kira akar masalahnya itu adalah regulasi yang mengharuskan harga HGBT untuk industri tertentu sekitaran US$6/MMBtu. Nah, penetapan harga itu biayanya tinggi dan cost-nya tadi itu ditanggung oleh produsen gas di hulu. Kemudian, [pihak] yang paling menanggung biaya tadi adalah PGN,” kata Fahmy ketika dihubungi, Rabu (20/8/2025).


Sesuai Peraturan Presiden No. 121/2020 tentang Perubahan atas Perpres No. 40/2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, sektor industri penerima HGBT a.l. pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. 

Jaringan pipa gas PGN (Sumber foto website PGN)

Adapun, menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 76/2025 tentang Perubahan Kedua atas Kepmen EESDM No. 91/2023 tentang Pengguna Gas Bumi Tertentu, HGBT kini dibedakan berdasarkan pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar seharga US$7/MMBtu dan sebagai bahan baku senilai US$6,5/MMBtu.