Kontributor utama indeks saham EM Bloomberg tahun ini adalah Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), Tencent Holdings Ltd., Alibaba Group Holding Ltd., Samsung Electronics Co., SK Hynix Inc., dan Xiaomi Corporation, yang secara bersama-sama menyumbang 37% dari reli indeks.
Saham-saham pasar berkembang yang sangat terpapar AI bahkan telah mengungguli apa yang disebut perusahaan teknologi megacap Magnificent Seven sepanjang tahun ini, menurut ahli strategi ekuitas di Citigroup Inc.
“Anda tidak dapat berinvestasi di pasar negara berkembang tanpa memiliki pandangan optimistis dan optimistis tentang bagaimana kisah AI ini dapat berkembang dari perspektif pendapatan perusahaan,” kata Kunal Desai, co-portfolio manager untuk ekuitas pasar negara berkembang global di GIB Asset Management yang berbasis di London.
Pada hari Senin, (18/8/2025) indeks MSCI Inc. untuk saham-saham pasar berkembang menguat di tengah optimisme meredanya ketegangan perdagangan Cina-Amerika Serikat (AS), tetapi Indeks MSCI EM IT turun akibat pungutan pada semikonduktor. Produsen chip Samsung dan SK Hynix memimpin aksi jual di Korea Selatan.
Desai mengatakan bahwa Taiwan dan Korsel akan menjadi “penggerak utama” pasar negara berkembang selama dua hingga tiga tahun ke depan, sementara Malaysia, China, India, sebagian Amerika Latin, dan Timur Tengah mengalami “keuntungan yang tidak proporsional” karena paparan mereka terhadap data dan aplikasi AI. Lembaga pendanaan telah berinvestasi di saham-saham AI selama penurunan pasar baru-baru ini, dan memprediksi sepertiga imbal hasil pasar negara berkembang bakal berasal dari saham-saham terkait AI di tahun-tahun mendatang.
Ada berbagai sinyal bahwa momentum ini akan terus berlanjut seiring percepatan adopsi AI di berbagai segmen, termasuk komputasi awan (cloud) dan kendaraan listrik (EV). Estimasi rata-rata laba 12 bulan ke depan untuk saham teknologi negara berkembang telah meningkat 15% sejak awal tahun, dibandingkan dengan 6% untuk saham negara berkembang secara keseluruhan.
“Porsi kontribusi AI dari sudut pandang kinerja hanya akan terus tumbuh,” kata Xingchen Yu, ahli strategi pasar berkembang di UBS Global Wealth Management. “Kebangkitan AI dan teknologi menciptakan lapisan baru pertumbuhan sekuler, terutama di Asia Utara.”
Revolusi AI dapat membantu saham-saham negara berkembang mengatasi kendala utama: kinerja laba. Hasil perusahaan telah meleset dari proyeksi setiap kuartal sejak awal 2022, dengan perusahaan-perusahaan Indeks MSCI EM secara kolektif gagal mencapai ekspektasi laba lebih dari 12%, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Namun, perusahaan-perusahaan di sektor teknologi informasi yang berbasis AI secara konsisten sudah memenuhi proyeksi pendapatan sejak kuartal keempat tahun lalu, yang meningkatkan kepercayaan investor.
“Sektor ini diperkirakan akan tumbuh pesat dan bakal terus demikian di masa mendatang,” ujar Young Jae Lee, manajer investasi senior di Pictet Asset Management Ltd. “AI akan terus menjadi sektor kunci di pasar negara berkembang.”
(bbn)

































