Bursa Asia Diperkirakan Menguat usai Rilis Data Inflasi AS
News
13 August 2025 06:20

Rob Verdonck - Bloomberg News
Bloomberg, Bursa saham Asia diperkirakan bergerak naik mengikuti penguatan Wall Street, setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang sesuai perkiraan memperkuat spekulasi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memiliki ruang untuk memangkas suku bunga pada September.
Kontrak berjangka indeks menunjukkan bursa di Tokyo, Hong Kong, dan Sydney akan dibuka menguat. Indeks saham AS naik lebih dari 1%, dengan S&P 500 dan Nasdaq 100 mencetak rekor tertinggi baru. Meski reli awal pada obligasi AS memudar, pasar uang memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed bulan depan mencapai sekitar 90%. Imbal hasil obligasi dua tahun, yang sensitif terhadap kebijakan jangka pendek, turun empat basis poin menjadi 3,73%. Dolar AS melemah.
Data inflasi tersebut memperkuat ekspektasi bahwa The Fed dapat melangkah ke arah pemangkasan suku bunga tanpa memicu kembali tekanan harga. Meski inflasi inti meningkat ke level tertinggi sejak awal tahun, kenaikan harga barang yang moderat meredakan kekhawatiran bahwa biaya terkait perdagangan akan meluas menjadi tekanan harga secara umum.
“Inflasi memang naik, tapi tidak setinggi yang dikhawatirkan sebagian pihak,” kata Ellen Zentner dari Morgan Stanley Wealth Management. “Dalam jangka pendek, pasar kemungkinan akan menyambut data ini karena memberi peluang bagi The Fed untuk fokus pada pelemahan pasar tenaga kerja dan tetap mempertahankan opsi pemangkasan suku bunga pada September.”




























