Jelang Data Inflasi AS, Gerak Rupiah Mungkin Lebih Terbatas
Tim Riset Bloomberg Technoz
12 August 2025 07:42

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini mungkin akan cenderung terbatas dengan kecenderungan melemah, di tengah penguatan lagi indeks dolar Amerika, jelang rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) yang sangat diantisipasi oleh para pelaku pasar global.
Perkembangan rencana Presiden AS Donald Trump mengganti Gubernur Federal Reserve Jerome Powell juga menjadi isu yang dicermati secara dekat oleh pasar. Di sisi lain, pasar juga mendapati keputusan perpanjangan gencatan tarif AS dengan Tiongkok sampai 90 hari ke depan atau hingga awal November.
Trump menandatangani perintah perpanjangan tersebut, menurut sumber yang mengetahui hal itu. Kesepakatan ini mencakup komitmen AS dan China untuk menurunkan kenaikan tarif saling balas serta melonggarkan pembatasan ekspor magnet tanah jarang dan teknologi tertentu. Gencatan tarif tersebut semula akan berakhir pada Selasa (12/8).
Perkembangan terakhir itu mewarnai dinamika pasar pagi ini, Selasa (12/8/2025). Di bursa mancanegara, kontrak rupiah Nondeliverable Forward (NDF) bergerak di kisaran Rp16.308/US$. Tadi malam pada penutupan bursa New York, rupiah NDF ditutup melemah 0,25% di level Rp16.312/US$, ketika indeks dolar AS menguat 0,35%.
Pagi ini, DXY bergerak sedikit turun akan tetapi mood pasar cenderung lebih waspada mengantisipasi bilamana ada kejutan dari data inflasi CPI Amerika yang akan diumumkan nanti malam.




























