Di pasar valas Asia pagi ini, pergerakan valuta cenderung bervariasi. Ringgit melemah bersama yen dan won. Sedangkan dolar Singapura dan yuan offshore bersama dolar Hong Kong masih menguat tipis di zona hijau, seperti ditunjukkan data Bloomberg pukul 07:36 WIB.
Data inflasi AS krusial dalam menentukan peluang penurunan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), pada sisa tahun ini.
Konsensus Bloomberg sejauh ini memperkirakan, inflasi inti CPI Negeri Paman Sam akan naik di kisaran 3% year-on-year pada Juli, setelah bulan sebelumnya naik 2,9%.
Rupiah akan diuntungkan bila data inflasi tersebut lebih rendah angkanya sehingga memperkuat skenario penurunan bunga acuan The Fed pada sisa tahun ini, di kala sinyal pelemahan pasar tenaga kerja menguat berdasarkan data terakhir yang dirilis beberapa waktu lalu.
Animo investor di pasar Indonesia masih positif di mana pemodal global mencetak belanja bersih saham pada perdagangan kemarin, senilai US$52,1 juta. Alhasil, selama Agustus, global fund membukukan net buy saham RI sebesar US$55,2 juta.
Sementara di pasar surat berharga negara, berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga 8 Agustus lalu, global fund mencetak posisi net buy sebesar US$25,2 juta month-to-date.
Asing telah memborong SBN sebesar US$3,61 miliar sepanjang tahun ini, termasuk salah satu terbesar di Asia mengalahkan nilai belanja global fund di Malaysia dan Thailand.
Hari ini, Kementerian Keuangan akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) dengan target Rp27 triliun yang kemungkinan akan dibanjiri peminat, seiring penerbitan perdana beberapa seri yaitu FR0108 bertenor 11 tahun dan FR0109 yang jatuh tempo enam tahun lagi.
Pekan ini, pasar akan mencermati pidato Presiden RI Prabowo Subianto di Sidang Paripurna DPR-RI pada 16 Agustus, terkait RAPBN 2026.
(rui)




























