“Jadi sebetulnya acuan awal kita itu Rp51 triliun untuk sampai semua di-cover,” kata Eniya.
Sebelumnya, Eniya membeberkan alokasi dana BPDPKS untuk pembiayaan produksi biodiesel tahun ini tidak lagi mencukupi dan akan segera dinaikkan.
Dia menyebut, Kementerian ESDM tengah meminta persetujuan tambahan alokasi dana dari BPDPKS kepada Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian.
“Biodiesel itu, [selisih harga] dengan solar dan CPO-nya tinggi. Harga solar juga naik turun. Itu kan disparitasnya sampai Rp5.400 per liter, bahkan bulan lalu itu sempat Rp6.400-an. Nah, di situ kan perlu ada tambahan anggaran,” ujarnya ditemui di kantor Kemenko Perekonomian usai rapat bersama BPDPKS, Rabu (23/7/2025).
Usulan tambahan anggaran subsidi biodiesel tersebut, menurut Eniya, telah distujui di dalam rapat bersama tersebut dan tinggal menentukan besaran alokasinya saja. “Tinggal alokasi saja, jadi keputusan alokasi saja.”
Lebih lanjut, Eniya mengelaborasi kebutuhan biaya produksi biodiesel saat ini makin meningkat seiring dengan tahapan pengembangan yang telah mencapai B40 dan akan segera ditingkatkan menjadi B50.
Selain karena disparitas antara harga solar dan CPO yang makin lebar, dia mengatakan kenaikan pungutan ekspor (PE) CPO menjadi sebesar 10% juga berdampak pada turunnya setoran dana PE kepada BPDPKS yang digunakan untuk membiayai produksi biodiesel.
Sekadar catatan, subsidi biodiesel untuk program B40 pada tahun ini diproyeksikan sekitar Rp35,5 triliun, naik dari realisasi sepanjang 2023 senilai Rp26,23 triliun untuk menyokong program B35.
Alokasi ‘subsidi’ biodiesel pada 2025 hanya dibatasi untuk biodiesel segmen public service obligation (PSO) sebanyak 7,55 juta kiloliter (kl) dari total target produksi B40 tahun ini sebanyak 15,6 juta kl.
Pastikan B50 Jalan 2026
Di sisi lain, Kementerian ESDM memastikan program mandatori biodiesel B50 atau bauran solar dengan 50% bahan bakar nabati berbasis minyak sawit bakal diterapkan tahun depan.
Target itu disampaikan kendati belakangan alokasi BPDPKS untuk pembiayaan program B40 diperkirakan makin susut.
Kementerian ESDM saat ini tengah mengevaluasi penerapan B40 yang berjalan sepanjang tahun ini.
“Untuk B50, kita evaluasi untuk implementasi B40 tahun ini, dan juga kita harapkan untuk implementasi tahun depan B50 segera bisa dilaksanakan,” kata Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung kepada awak media di Jakarta, Jumat (8/8/2025).
(azr/naw)
































