Pernyataan Zelenskiy ini merupakan tanggapan pertamanya atas rencana pertemuan tersebut, sekaligus menanggapi laporan bahwa pembicaraan antara Washington dan Moskow berfokus pada kesepakatan yang akan mengukuhkan pendudukan Rusia atas wilayah yang direbut selama invasi.
Kesepakatan itu, menurut sumber yang mengetahui pembicaraan, termasuk tuntutan Putin agar Ukraina menyerahkan Krimea—yang dianeksasi Rusia pada 2014—serta seluruh wilayah Donbas di timur. Hal ini berarti Ukraina harus menarik pasukan dari sebagian wilayah Luhansk dan Donetsk yang masih berada di bawah kendali Kyiv.
Penasihat keamanan nasional dari Eropa, Ukraina, dan AS bertemu di Inggris pada Sabtu dan mencapai kemajuan signifikan menuju upaya mengakhiri pertempuran, menurut pejabat AS yang enggan disebutkan namanya. Pertemuan tersebut berlangsung setelah Zelenskiy berbicara melalui telepon dengan Starmer dan melakukan rangkaian diplomasi dengan sejumlah pemimpin Eropa.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dan Wakil Presiden AS JD Vance memimpin pertemuan di Chevening House, Kent. Sejumlah pejabat AS mengikuti secara daring. Wall Street Journal melaporkan, negara-negara Eropa mengajukan proposal balasan untuk pembicaraan dengan Rusia yang pada tahap awal akan menuntut gencatan senjata.
“Setiap keputusan yang diambil tanpa Ukraina adalah sekaligus keputusan yang menentang perdamaian. Itu tidak akan menghasilkan apa pun,” kata Zelenskiy. “Jawaban atas persoalan wilayah Ukraina sudah ada di Konstitusi. Tidak ada yang akan, dan tidak ada yang bisa, menyimpang dari itu.”
Zelenskiy juga memperingatkan agar tidak terjebak pada narasi Rusia mengenai hasil negosiasi. “Satu-satunya kartu yang dimiliki Putin adalah kemampuannya untuk membunuh, dan dia mencoba menjual penghentian pembunuhan itu dengan harga setinggi mungkin,” ujarnya di platform X. “Penting untuk tidak membiarkan siapa pun tertipu.”
Selain dengan Starmer, Zelenskiy juga berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Finlandia Alexander Stubb, serta perdana menteri Spanyol, Denmark, dan Estonia.
Macron, di sisi lain, melakukan pembicaraan telepon dengan Starmer dan Kanselir Jerman Friedrich Merz.
Putin sendiri pada Sabtu berbicara dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, melanjutkan rangkaian komunikasi internasionalnya sejak bertemu utusan khusus AS Steve Witkoff awal pekan ini.
Sementara itu, Rusia dan Ukraina terus saling melancarkan serangan udara. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim berhasil menembak jatuh 224 drone Ukraina di wilayahnya sejak Jumat malam hingga Sabtu pukul 18.00 waktu Moskow. Tiga drone yang mengincar Moskow berhasil ditembak jatuh pada paruh pertama hari itu, kata Wali Kota Moskow di Telegram.
Di pihak lain, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengatakan drone Ukraina menghantam fasilitas penyimpanan UAV di Kzyl Yul, Republik Tatarstan, sekitar 1.300 kilometer dari wilayah Ukraina.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Rusia Andrey Belousov meninjau fasilitas Armada Baltik di Kaliningrad, wilayah eksklave Rusia yang berbatasan dengan Lituania dan Polandia. Belousov menegaskan, pertahanan dari serangan drone menjadi salah satu prioritas armada tersebut.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan 47 drone dan dua rudal Iskander semalam. Hingga pukul 09.00 waktu setempat, pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh satu rudal Iskander dan 16 drone, menurut data sementara.
(bbn)
































