Logo Bloomberg Technoz

Replanting Lambat, CPO RI Diramal Hanya Cukup Buat Biodiesel B50

Azura Yumna Ramadani Purnama
07 August 2025 09:10

Pepohonan tumbuh di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Senin (13/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pepohonan tumbuh di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Senin (13/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pasokan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO)  Indonesia diproyeksikan hanya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan biodiesel B50 pada 2026, tetapi sulit bertahan dalam jangka waktu panjang akibat peremajaan lahan perkebunan (replanting) yang lambat.

Walhasil, suplai CPO untuk menopang target mandatori biodiesel, yang ditarget terus naik hingga ke level B100, di Indonesia bakal kian menantang pada masa depan. 

Menurut laporan BMI, lengan riset Fitch Solutions bagian dari Fitch Group, rencana Indonesia menaikkan tingkatan biodiesel dari B40 menjadi B50 pada 2026 sebenarnya masih berpeluang tercapai, jika melihat potensi produksi minyak sawit pada akhir 2025 hingga 2026.


Analis BMI mengestimasikan produksi minyak sawit Indonesia naik dari sekitar 45 juta ton pada 2024 menjadi lebih dari 50 juta ton pada 2026. Hal tersebut diimbangi dengan kebijakan pengalihan ekspor CPO untuk kebutuhan domestik, termasuk untuk mendukung program mandatori biodiesel

“Pada Mei 2025, Pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan untuk mengalihkan 5,3 juta ton minyak sawit mentah dari ekspor ke produksi biodiesel B50. Kebijakan ini akan mengurangi volume ekspor dari 26 juta ton pada 2024 menjadi 21 juta ton pada 2026,” tulis BMI dalam riset terbarunya, dikutip Kamis (8/7/2025).

Produksi CPO untuk menopang program biodiesel 2025-2026./dok. BMI