Terlepas dari namanya, sebagian besar model OpenAI adalah sistem tertutup — jenis software yang dikendalikan oleh pengembang, tidak dapat dimodifikasi oleh pengguna, dan tidak terlalu transparan mengenai dasar-dasar teknisnya. Seperti banyak pesaingnya di AS, OpenAI telah menjaga data pelatihannya dan berfokus pada biaya yang lebih tinggi untuk model yang paling kuat untuk mengimbangi biaya pengembangan yang sangat besar. OpenAI belum merilis model terbuka sejak 2019 ketika meluncurkan GPT-2, pendahulu dari perangkat lunak yang awalnya memberdayakan chatbot ChatGPT.
Tak lama setelah DeepSeek merilis sistem R1 terbuka pada bulan Januari, Chief Executive Officer (CEO) OpenAI Sam Altman mengatakan bahwa perusahaan sedang mendiskusikan untuk merilis beberapa bobot model. Dia juga mengakui bahwa OpenAI perlu “mencari strategi open source yang berbeda.” Belum lama, AI Action Plan Presiden Donald Trump mendorong pengembangan model terbuka, mengutip potensinya untuk “menjadi standar global” dalam penelitian bisnis dan akademis.
Namun, para kritikus software open-source telah lama berpendapat bahwa perangkat lunak ini kurang aman. Pada bulan Juli, Altman memposting di jejaring sosial X bahwa perusahaan tersebut telah merencanakan untuk meluncurkan model terbuka pada pertengahan bulan itu, tetapi menunda “untuk menjalankan tes keamanan tambahan dan meninjau area berisiko tinggi.”
“Walau kami percaya bahwa komunitas akan membangun hal-hal hebat dengan model ini, namun begitu bobotnya keluar, mereka tidak dapat ditarik kembali,” kata Sam Altman pada saat itu. Dia menambahkan bahwa rilis seperti itu “baru bagi kami” dan perusahaan ingin “melakukannya dengan benar.”
OpenAI bermaksud agar model terbuka yang baru dapat digunakan oleh individu, perusahaan, dan pemerintah yang ingin mengubah dan menjalankan sistem AI pada perangkat keras dan layanan mereka sendiri. Orange SA dan perusahaan Snowflake Inc. adalah beberapa perusahaan yang telah menguji coba model-model tersebut, kata OpenAI.
Model-model baru ini juga akan didistribusikan oleh repositori model Amazon.com Inc, Bedrock, dan di awan inferensi yang dijalankan oleh Groq dan perusahaan Humain AI Arab Saudi.
Kedua model baru ini relatif ringkas dan efisien. Opsi yang lebih kuat, 120b, dapat berjalan pada satu unit pemrosesan grafis 80 gigabyte, kata perusahaan itu. Sementara itu, model 20b dapat beroperasi pada laptop dengan memori 16 gigabyte, kata OpenAI.
Dalam sebuah pengarahan dengan awak media minggu ini, OpenAI mengatakan bahwa mereka berharap dapat menerima umpan balik dari pengguna yang kemudian dapat ditinjau untuk memutuskan model terbuka seperti apa yang akan dirilis di masa depan.
(bbn)

































