Logo Bloomberg Technoz

Padahal, dia telah mengestimasikan jika belanja pemerintah akan tumbuh positif 0,2% pada kuartal II-2025. Tetapi kinerja belanja masih berada dalam tren negatif sebab ada basis yang tinggi dari kondisi tahun 2024.

"Kami mengharapkan di kuartal ke-2 sudah mulai positif. Estimasi kami [tumbuh] di sekitar 0,2 [%]. Ini berarti kita harus bekerja lebih keras seluruh Kementerian/Lembaga, serta Pemda untuk bisa mengakselerasi belanjanya," tutur dia.

Perkiraan itu diutarakan lantaran belanja modal pemerintah para periode yang sama juga tumbuh lebih dari 30%. Selain itu, lanjut dia, ada juga realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang juga tumbuh 30,5%.

"Ini diharapkan akan meningkatkan optimisme di dalam iklim investasi domestik yang akan terus kita coba jaga. Ekspor juga tumbuh cukup tinggi yaitu 10,67%."

BPS sebelumnya melaporkan realisasi belanja pemerintah menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kontraksi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang kuartal II-2025 yang mencapai 5,12%.

Pada periode April-Juni, konsumsi belanja pemerintah masih terkontraksi sebesar 0,33%, melanjutkan tren yang juga terjadi pada kuartal pertama yang terkontraksi sebesar 1,38%. Padahal, seluruh komponen pengeluaran mencatatkan pertumbuhan.

"Seluruh komponen pengeluaran tumbuh, kecuali komponen konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

PDB triwulan kedua tersebut masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan porsi mencapai 54,25% atau tumbuh 4,97% secara tahunan. 

Kontributor terbesar kedua penopang PDB adalah PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto)dengan andil mencapai 27,83% yang juga tumbuh 6,99%, diikuti ekspor diposisi ketiga dengan andil 22,28%, yang juga tumbuh 10,67% secara tahunan.

(lav)

No more pages