Bulan lalu, pemimpin junta Min Aung Hlaing memuji Donald Trump dalam sebuah surat dan membandingkan kudeta militernya dengan klaim tak berdasar presiden AS tersebut mengenai kecurangan pemilu AS, dengan menyatakan keduanya sebagai korban pemilu yang dicurangi. Dalam surat itu, ia meminta penurunan tarif dan menawarkan mengirim delegasi dagang tingkat tinggi ke Washington.
Perdagangan bilateral Myanmar dengan AS relatif kecil dibanding negara lain di kawasan ASEAN. Nilai perdagangan dua arah mencapai US$588,3 juta pada tahun fiskal yang berakhir Maret, turun dari US$701,9 juta setahun sebelumnya, sementara AS tetap mencatat defisit perdagangan, menurut data pemerintah.
Myanmar telah berjuang menghadapi ekonomi yang lumpuh dan perang sipil yang memburuk sejak militer merebut kekuasaan lebih dari empat tahun lalu. Awal pekan ini, rezim mencabut status darurat selama 54 bulan, membuka jalan bagi pemilu umum yang lama dijanjikan pada Desember, yang oleh banyak negara dianggap sebagai pemilu palsu.
(bbn)


























