Logo Bloomberg Technoz

Pekan ini, sejumlah pemilik kapal lokal juga tengah meninjau ulang keterlibatan mereka dengan Nayara, dengan alasan adanya tekanan dari kelompok asuransi maritim bersama atau Protection and Indemnity (P&I) clubs, menurut dua broker kapal spesialis rute India.

Banyak kapal yang beroperasi di rute pesisir India bergantung pada P&I clubs berbasis di Inggris dan Eropa yang patuh pada sanksi Uni Eropa.

Sejumlah kapal yang kedapatan mengangkut kargo Nayara berisiko kehilangan cakupan asuransi dari P&I Eropa, yang mewakili sebagian besar perusahaan asuransi kawasan Barat.

Pihak Nayara belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang disampaikan melalui email dan pesan telepon.

Menurut lembaga pemeringkat CareEdge, Nayara mengekspor hingga 30% dari total produksi bahan bakar olahannya, sementara sisanya dijual ke pasar domestik melalui jaringan SPBU dan penjualan ke BUMN kilang.

Setidaknya satu kapal, Bourbon, saat ini sedang mengapung di lepas pantai India setelah mengangkut kargo bahan bakar Nayara dari pelabuhan Vadinar, menurut data pelacakan kapal.

Kapal tanker tersebut dimiliki oleh Seven Islands Shipping yang berbasis di Mumbai dan diasuransikan oleh NorthStandard, P&I club yang bermarkas di Inggris. Kapal itu dijadwalkan mengirim solar ke Mangalore.

Aktivitas kapal ini tengah dipantau secara ketat oleh pelaku industri pelayaran karena sensitivitas terkait muatan Nayara dan perlindungan asuransi dari P&I Barat.

Baik Seven Islands maupun NorthStandard belum memberikan komentar atas permintaan yang dikirim melalui email.

Uni Eropa secara resmi menjatuhkan sanksi terhadap Nayara pada 18 Juli, dengan alasan bahwa keuntungan perusahaan turut mendukung mesin perang Moskow di Ukraina.

Raksasa minyak Rusia, Rosneft PJSC, memiliki 49,13% saham Nayara yang menguasai hampir 8% kapasitas kilang nasional India serta 7% jaringan ritel bahan bakarnya.

Kelangsungan operasional Nayara pasca-sanksi kini bergantung pada penjualan bahan bakar, baik di pasar domestik maupun ekspor, serta pasokan minyak mentah impor.

Seluruh aktivitas ini membutuhkan dukungan kapal tanker, jaringan asuransi maritim global, dan pembiayaan dari institusi Barat — yang belakangan menjadi titik tekanan utama bagi perusahaan.

(bbn)

No more pages