Sedikit penurunan tarif untuk negara Asia Tenggara ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi para pemimpin negara dalam menegosiasikan kesepakatan dagang yang lebih baik dengan Trump.
Saat mengumumkan kesepakatan dengan Marcos di media sosial pada Selasa, Trump mengatakan Filipina akan membuka pasar untuk produk-produk AS dan tidak akan mengenakan tarif.
Namun, Marcos kemudian mengatakan Filipina hanya akan memberlakukan tarif 0% pada produk-produk tertentu seperti mobil dan akan meningkatkan impor produk kedelai, gandum, serta obat-obatan dari AS.
Berbicara dari Washington, Romualdez juga mengatakan, "tidak ada transshipment melalui Filipina." Topik ini telah dibahas dalam perundingan dagang antara AS dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Berdasarkan perjanjian AS dengan Indonesia dan Vietnam, tarif terpisah sebesar 40% akan berlaku untuk barang-barang yang transit atau mengandung komponen signifikan dari negara lain, terutama negara-negara ekonomi non-pasar.
Romualdez mengatakan kedua sekutu militer lama tersebut juga membahas rencana Washington mendirikan basis industri untuk produksi amunisi di Filipina, khususnya di Subic Bay, bekas pangkalan Angkatan Laut AS.
"Baik Presiden Marcos maupun Presiden Trump melihat hal itu sebagai kesempatan sekali lagi untuk memperkuat tidak hanya hubungan pertahanan kami, tetapi juga hubungan ekonomi kami," imbuhnya.
(bbn)





























