Lalu rupiah di urutan kelima dengan penguatan 0,16%, bersama ringgit 0,15%, dolar Singapura 0,09%, baht 0,04%, juga yuan offshore 0,03%, yuan Tiongkok 0,01% dan dolar Hong Kong menguat tipis.
Indeks dolar AS pagi ini bergerak di zona merah di level 97,13, terendah sejak 2 Juli lalu.
Penguatan rupiah pagi ini berlangsung di kala animo beli juga berlanjut di pasar saham. IHSG dibuka menguat 0,21% dan selanjutnya makin kencang melesat menembus 7.512.
Di pasar surat utang RI, setelah dilanda aksi profit taking kemarin serta tekanan dari pasar surat utang global, pagi ini mayoritas tenor menunjukkan kenaikan yield atau imbal hasil. Yield yang naik mencerminkan penurunan harga akibat tekanan jual.
Penurunan harga dicatat oleh tenor 5Y di mana yield-nya naik 0,7 bps, lalu tenor 10Y dengan kenaikan yield 1 bps. Namun, beberapa tenor seperti 11Y masih turun yield-nya sebesar 2,1 bps, bersama tenor 12Y yang juga turun imbal hasilnya hingga 3 bps.
Secara teknikal nilai rupiah hari ini berpotensi menguat menuju level Rp16.250/US$ yang merupakan resistance pertama dengan target penguatan kedua akan melaju Rp16.200/US$.
Apabila kembali break kedua resistance tersebut dengan optimis, rupiah berpotensi menguat lanjutan dengan menuju level Rp16.140/US$ sebagai resistance paling potensial di sMA-200.
Namun demikian Jika nilai rupiah terjadi pelemahan hari ini, support menarik dicermati ada pada level di range Rp16.310/US$ dan selanjutnya Rp16.350/US$ hingga Rp16.400/US$ sebagai support terkuatnya.
(rui)

































