Logo Bloomberg Technoz

Layanan BNPL berkembang pesat sebagai alternatif kartu kredit, memungkinkan konsumen membagi pembayaran dalam beberapa cicilan. Dalam periode satu tahun hingga Mei 2024, satu dari lima orang dewasa di Inggris menggunakan layanan BNPL, menurut temuan FCA. Total nilai transaksinya melebihi 13 miliar poundsterling (setara US$17,4 miliar). Regulator juga menyebutkan bahwa konsumen BNPL umumnya lebih muda, memiliki kelayakan kredit lebih rendah, dan cenderung mengalami kesulitan keuangan dibandingkan rata-rata.

Kenaikan suku bunga acuan di berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir telah menekan profitabilitas banyak perusahaan BNPL. Aturan baru ini diperkirakan akan menambah beban, menurut Hyder Jumabhoy, mitra di firma hukum White & Case dan pimpinan global divisi industri lembaga keuangan.

“Perusahaan BNPL akan menghadapi tekanan untuk memperbesar kapasitas fungsi kepatuhan mereka, namun hal ini juga bisa memicu konsolidasi di pasar, terutama di kalangan penyedia yang lebih kecil,” kata Jumabhoy.

Karena pinjaman BNPL umumnya berjumlah kecil, berdurasi pendek, dan tidak dikenakan biaya jika dibayar tepat waktu, maka layanan ini sebelumnya tidak masuk dalam cakupan aturan kredit konsumen yang berlaku. Artinya, para penyedia tidak diwajibkan memperoleh izin FCA dan bisa menghindari sejumlah pengamanan penting, meskipun sejumlah pemain besar seperti Klarna Group Plc sejak lama mendukung regulasi formal.

Sejak 2019, FCA mulai merancang cara untuk mengawasi sektor ini. Kajian Woolard pada 2021 juga menyimpulkan bahwa pengaturan terhadap BNPL merupakan kebutuhan yang “mendesak.” Namun, para pejabat tetap berhati-hati agar tidak menutup akses masyarakat terhadap produk kredit yang potensial bermanfaat. Sebagai contoh, pembatasan harga pada utang jangka pendek yang diterapkan satu dekade lalu secara efektif menghapus industri pinjaman harian di Inggris.

(bbn)

No more pages