Logo Bloomberg Technoz

Arah Bunga The Fed Tak Pasti, Rupiah Mungkin akan Dirugikan

Tim Riset Bloomberg Technoz
18 July 2025 08:08

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan akan kembali melemah dalam perdagangan hari ini di tengah kebangkitan dolar Amerika menyusul rilis berbagai data yang menunjukkan ketangguhan ekonomi Negeri Paman Sam hingga mengikis ekspektasi penurunan bunga The Fed.

Pada penutupan bursa New York dini hari tadi, DXY ditutup menguat 0,35% di level 98,73. Sebagai imbas, rupiah NDF ditutup melorot makin lesu, kehilangan 0,26% nilai di level Rp16.353/US$. Pagi ini, rupiah NDF bergerak sedikit di kisaran Rp16.346/US$.

Keterpurukan rupiah di pasar offshore, sepertinya akan diikuti oleh pelemahan di pasar spot hari ini, Jumat (18/7/2025). Rupiah spot kemarin ditutup di level Rp16.331/US$, menjadi valuta Asia dengan pelemahan kedua kendati Bank Indonesia telah melakukan intervensi di pasar spot, NDF hingga pasar surat utang negara.

Bila pelemahan rupiah berlanjut, maka pekan ini akan menjadi rapor merah lagi bagi mata uang Indonesia ini. Dibandingkan posisi akhir pekan lalu, rupiah pekan ini sudah kehilangan 0,74%. Sedangkan selama Juli, pelemahan rupiah sudah mencapai 0,57% month-to-date, terburuk enam di Asia.

Namun, sentimen di regional Asia pagi ini mungkin akan membantu membatasi pelemahan rupiah. Seperti ditunjukkan Bloomberg, mayoritas mata uang Asia yang sudah diperdagangkan, bergerak menguat di zona hijau dipimpin oleh baht Thailand. Hanya yen saja yang masih tergerus tipis 0,01%. Sementara indeks dolar AS turun 0,29% ke level 98,45.