Kesepakatan RI-AS: Waspada Lonjakan Impor, Pola Konsumsi Bergeser
Dovana Hasiana
16 July 2025 12:35

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Pertama Josua Pardede mengatakan kesepakatan penghapusan tarif impor dari produk-produk Amerika Serikat ke pasar Indonesia dapat menyebabkan lonjakan impor barang konsumsi maupun barang modal dari Negeri Paman Sam.
Menurutnya, tanpa strategi substitusi yang jelas atau optimalisasi penggunaan barang modal impor untuk produksi bernilai tambah tinggi, risiko defisit neraca dagang terhadap AS makin besar dalam jangka pendek hingga menengah.
Sekadar catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat surplus neraca perdagangan dengan AS mencapai US$8,28 miliar pada Januari-Mei 2025. Angka ini semakin tinggi dibandingkan dengan US$6,42 miliar pada Januari-April 2025.
Komoditas penyumbang surplus terbesar dengan AS antara lain, mesin dan perlengkapan elektrik US$1,64 miliar; alas kaki US$1,06 miliar; dan pakaian dan aksesorinya US$1,02 miliar.
Selain itu, kesepakatan yang menyatakan AS memiliki akses penuh ke Indonesia menyebabkan kemungkinan besar terjadi pergeseran pola konsumsi domestik yang beralih dari produk lokal ke produk impor. Hal ini khususnya untuk barang-barang konsumsi bernilai tinggi, seperti elektronik canggih, produk makanan/minuman premium, hingga produk farmasi.