Logo Bloomberg Technoz

Katharine Gemmell -- Bloomberg News

Bloomberg, Harga bijih besi bertahan di level tertinggi secara mingguan sejak Januari, seiring pelaku pasar menanti rilis data ekonomi China pada kuartal II-2025.

Pelaku pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi konsumen logam terbesar dunia itu bakal melewati level 5% pada paruh kedua tahun ini.

Kontrak berjangka untuk bahan baku utama pembuatan baja itu sempat naik hingga US$99,90 per ton pada awal perdagangan Senin, setelah melonjak 3,6% sepanjang pekan lalu.

Angka resmi pemerintah yang dijadwalkan rilis Selasa diperkirakan akan mengindikasikan  ekonomi China tumbuh sedikit di atas target tahunan yang telah ditetapkan.

Meski pertumbuhan tersebut menjadi sinyal positif bagi permintaan, hal ini juga bisa mengurangi urgensi bagi para pembuat kebijakan untuk menambah stimulus dalam pertemuan tingkat tinggi berikutnya.

Harga bijih besi menguat pekan lalu seiring spekulasi Beijing akan meningkatkan dukungan untuk sektor properti yang tengah lesu, sekaligus berupaya mengatasi masalah kelebihan kapasitas industri.

Namun secara tahunan, logam ini masih mencatat kinerja negatif setelah mengalami lima bulan penurunan berturut-turut.

Pada pukul 10:35 waktu setempat, kontrak berjangka di Bursa Singapura tercatat nyaris stagnan di level US$99,30 per ton.

Sementara itu, kontrak berjangka berbasis yuan di Bursa Dalian menguat, dan kontrak baja di Bursa Shanghai justru mengalami pelemahan.

Secara terpisah, delegasi eksekutif perusahaan bijih besi dan baja asal Australia — termasuk BHP Group Ltd., Rio Tinto Group, Fortescue Ltd., dan BlueScope Steel Ltd. — dijadwalkan melakukan kunjungan ke Beijing pekan ini bersama Perdana Menteri Anthony Albanese.

Misi tersebut bertujuan untuk menyeimbangkan hubungan dagang sekaligus mempererat kerja sama bilateral.

(bbn)

No more pages