Rosan menyebut nota kesepahaman ini kembali menambah jumlah tonggak sejarah dalam strategi kemitraan internasional Danantara Indonesia.
Dengan berbagai proyek yang telah difasilitasi pada paruh pertama 2025, Danantara Indonesia terus mendorong agenda pembangunan jangka panjang Indonesia melalui investasi yang inovatif dan berkelanjutan.
Sebelumnya, Danantara menyampaikan bakal mendanai PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sebesar US$120 juta (setara Rp1,94 triliun asumsi kurs saat ini). Suntikan dana ini akan mengalir ke proyek-proyek PGEO yang dinilai strategis.
“Kalau saya tidak salah nilainya mendekati sekitar US$120 juta,” ujar Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir kepada awak media, belum lama ini.
Danantara melaporkan pihaknya ingin mendorong sejumlah proyek prioritas PGEO agar segera masuk dalam daftar pelaksanaan investasi.
Salah satu fokus utama yang dibahas dalam pertemuan dengan jajaran direksi PGEO di kantor Danantara yakni pengembangan energi panas bumi hingga kapasitas 3 gigawatt (GW).
Baru-baru ini, Presiden Prabowo Subianto baru saja meresmikan pembangunan dan pengoperasian proyek eksplorasi (green field) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Tiga sebesar 55 megawatt (MW) milik PGEO sebagai bagian dari komitmen nasional dalam mempercepat transisi energi bersih.
Proyek PLTP Gunung Tiga menjadi langkah strategis PGEO dalam mendukung pencapaian target peningkatan kapasitas panas bumi nasional hingga 5,2 GW pada periode 2025-2034.
Prabowo mengatakan ketersediaan energi menjadi bagian sangat penting dalam kedaulatan suatu bangsa. Kepala Negara menyampaikan Indonesia patut bersyukur karena memiliki sumber-sumber energi yang luar biasa.
(mfd/wdh)

































