Bloomberg Technoz, Jakarta – Kendati pasar tembaga tengah diguncang isu bea masuk sebesar 50% oleh Presiden Amerika Serika (AS) Donald Trump, prospek produksi untuk komoditas logam penting ini diramal masih akan tumbuh kuat hingga 2034.
Menurut kajian BMI, lengan riset Fitch Solutions dari Fitch Group, ekspansi baru tambang tembaga di berbagai negara mulai kembali bermunculan, didukung oleh harga yang mencapai rekor historis serta prospek permintaan yang masih cerah.
“Kami memperkirakan produksi tambang tembaga global akan meningkat dengan tingkat tahunan rata-rata 2,9% selama periode 2025—2034, dengan output tahunan meningkat dari 23,8 juta pada 2025 menjadi 30,9 juta pada 2034,” papar tim riset BMI dalam laporan yang dilansir Kamis (10/7/2025).

Untuk 2025 saja, produksi tambang tembaga dunia diestimasikan meningkat 2,5% secara year on year (yoy), ditopang oleh pemulihan produksi di Cile dan peningkatan produksi di tambang Oyu Tolgoi, Mongolia.
Peru, Rusia, dan Zambia juga akan tetap menjadi kontributor utama pasokan tembaga global. Akan tetapi, produksi dari Indonesia, Kanada, dan Kazakhstan ditaksir akan mengalami penurunan, meski tidak diejelaskan seberapa signifikan penurunan tersebut.
Data lain dari International Copper Study Group (ICSG) menunjukkan produksi tambang tembaga global masih tumbuh sekitar 2% yoy selama Januari—April 2025.
Peningkatan itu didukung oleh kenaikan produksi di tambang Las Bambas, Quellaveco, dan Toromocho di Peru; KamoaKakula di Kongo; Oyu Tolgoi di Mongolia; dan produksi yang lebih tinggi di Cile, meskipun hal ini sebagian diimbangi oleh pengurangan di Kanada dan Indonesia.
Target Penambang
Dari sisi korporasi, Glencore memperkirakan penurunan lebih lanjut dalam produksi tembaganya untuk 2025 antara 850.000 ton dan 910.000 ton, menyusul penurunan produksi sebesar 6% yoy pada 2024 menjadi 951.600 ton.
Selaras, proyeksi produksi tembaga Anglo American untuk 2025 ditetapkan di kisaran 690.000—750.000 ton; turun 6% dibandingkan dengan 773.000 ton yang dicapai pada 2024.
Berbeda dengan tren ini, Codelco—BUMN tembaga Cile — memperkirakan produksi tembaga meningkat lebih lanjut menjadi 1,37—1,4 juta ton pada 2025, menyusul sedikit pemulihan produksi pada 2024 menjadi 1,328 juta ton.
Pemain-pemain besar lainnya juga mempertahankan prospek positif untuk produksi tembaga mereka pada 2025.
Produksi tembaga Antofagasta diproyeksikan berkisar antara 660.000—700.000 ton pada 2025, menyusul kenaikan 0,5% yoy pada 2024 menjadi 664.000 ton.
Proyeksi produksi BHP dipertahankan di angka 1,84—2,04 juta ton untuk Tahun Fiskal 2025. Perusahaan tambang terbesar dunia itu telah meningkatkan produksi tembaga Tahun Fiskal 2024 (yang berakhir pada 30 Juni) sebesar 9% yoy menjadi 1,86 juta ton.
“Kami memperkirakan produksi tambang tembaga Cile akan tumbuh sebesar 3% yoy pada 2025, didukung oleh peningkatan kapasitas yang berkelanjutan di tambang Quebrada Blanca milik Teck Resources,” papar tim riset BMI.
Perusahaan tersebut memperkirakan produksi di tambang tersebut akan mencapai 230.000—270.000 ton pada 2025 dari realisasi 207.800 ton pada 2024 dan akan meningkat lebih lanjut menjadi 280.000—310.000 ton untuk 2026—2027, sebelum sedikit menurun menjadi 270.000—300.000 ton pada 2028.

Produksi Cile
Namun, risiko penurunan produksi tembaga global tetap bermunculan karena Codelco—penambang tembaga terbesar di Cile — terus menghadapi tantangan dalam merevitalisasi produksinya.
Menurut ICSG, produksi tambang tembaga di Cile meningkat sebesar 3,5% yoy selama empat bulan pertama 2025, didorong oleh peningkatan tingkat produksi di tambang Escondida, Centinela, Mantos Copper, dan Codelco, yang mengimbangi penurunan di Collahuasi, Los Pelambres, dan lokasi lainnya.
“Kami tetap optimistis terhadap produksi tembaga jangka panjang Cile meskipun terdapat berbagai faktor yang dapat membatasi investasi di sektor ini dalam beberapa tahun mendatang,” tulis BMI.
Pun demikian, tantangan signifikan yang berasal dari meningkatnya intervensi pemerintah, nasionalisme sumber daya, dan penolakan masyarakat menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek produksi tembaga jangka panjang kami untuk Cile, yang berpotensi menghambat investasi.
Selain itu, tambang yang menua, menurunnya mutu bijih, perselisihan perburuhan, keterbatasan infrastruktur dan perlunya peningkatan teknologi makin memperumit prospek.
Situsasi Kongo
Di sisi lain, produksi tambang tembaga di Kongo diramal tumbuh 3% yoy pada 2025, meski terdapat risiko penurunan yang kuat karena berkurangnya proyeksi produksi 2025 di tambang Kamoa-Kakula menyusul aktivitas seismik pada Mei 2025.
Pada Juni 2025, Ivanhoe Mines mengumumkan revisi penurunan proyeksi produksi 2025, menjadi 370.000—420.000 ton tembaga dari outlook sebelumnya di rentang 520.000—580.000 ton, dengan target 2026 sebesar 600.000 ton juga ditarik.
Kompleks Tembaga Kamoa-Kakula adalah tambang tembaga utama rendah karbon dengan pertumbuhan tercepat dan kualitas tertinggi di dunia.

Pada Januari 2025, Ivanhoe Mines mengumumkan rekor produksi sebesar 437.100 ton tembaga dalam bentuk konsentrat pada 2024, menandai peningkatan 12% yoy.
Pada Juni 2024, Ivanhoe Mines melaporkan produksi konsentrat tembaga pertama dari konsentrator Fase III Kamoa-Kakula, mencapai tonggak sejarah ini beberapa bulan lebih cepat dari jadwal.
Kemajuan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi tembaga tahunan secara signifikan hingga 600.000 ton, yang berpotensi menjadikan kompleks tersebut sebagai operasi penambangan tembaga terbesar ketiga di dunia.
Topangan Peru
Di sisi lain, produksi tambang tembaga di Peru diramalkan meningkat sebesar 3,2% yoy pada 2025, setelah mencatatkan penurunan 1% yoy pada 2024.
Menurut ICSG, produksi tambang tembaga di Peru naik sebesar 5% yoy pada Januari—April 2025, didorong oleh peningkatan produksi khususnya di tambang Las Bambas, Quellaveco, dan Toromocho.

Dalam jangka menengah, sektor tembaga Peru akan mengalami perlambatan pertumbuhan akibat penurunan mutu dan kurangnya proyek skala besar baru.
Pasar tembaga pekan ini diguncang sentimen negatif dari Trump, yang menyerukan pengenaan bea masuk sebesar 50% atas impor komoditas tersebut per 1 Agustus.
"TARIF 50% ini akan membalikkan perilaku sembrono dan kebodohan Pemerintahan Biden," kata Trump di akun Truth Social-nya, Rabu (9/10/2025). "Amerika akan, sekali lagi, membangun Industri Tembaga yang DOMINAN."
Kontrak berjangka tembaga di Comex New York—yang melonjak ke rekor tertinggi pada Selasa sebelum melemah pada Rabu—menguat 2,4% menjadi US$5,6165 per pon pada pukul 09.14 pagi hari ini di Shanghai.
Sementara itu, harga acuan tembaga global di London Metal Exchange (LME) naik 0,2% setelah lima hari berturut-turut mengalami penurunan.

(wdh)