Termasuk raksasa teknologi Microsoft Corp, Meta Platforms Inc, Amazon.com Inc, dan Alphabet Inc, yang diproyeksikan akan menginvestasikan sekitar US$350 miliar untuk belanja modal pada tahun fiskal mendatang, naik dari US$310 miliar tahun ini, menurut rata-rata estimasi analis yang dihimpun Bloomberg. Perusahaan-perusahaan tersebut menyumbang lebih dari 40% dari pendapatan Nvidia.
"Tentu saja ada permintaan yang luar biasa terhadap cip Nvidia," kata Brian Mulberry, manajer portofolio klien di Zacks Investment Management, menambahkan bahwa produk-produknya dibutuhkan agar AI maju ke tahap berikutnya, sesuatu yang telah menjadi fokus pasar dalam reli cepat sejak April. "Periode 90 hari sungguh luar biasa. Tidak diragukan lagi."
Para investor kembali berbondong-bondong masuk ke sektor AI setelah paruh pertama 2025 penuh gejolak. Pada Januari, kemunculan DeepSeek memicu kekhawatiran bahwa belanja besar-besaran untuk AI akan segera berkurang, menjebloskan saham Nvidia dan perusahaan AI lainnya ke zona merah.
Ancaman tarif Presiden Trump pada April menambah kekhawatiran akan kondisi makroekonomi global dan memicu aksi jual lebih lanjut. Investor, yang biasanya cepat membeli setiap kali saham Nvidia turun, beralih dari saham-saham berkinerja terbaik ke sektor-sektor defensif.
Saham Nvidia kembali meroket pada Mei, ketika kemajuan perundingan dagang mendorong investor kembali berinvestasi pada aset-aset berisiko setelah laporan keuangan menunjukkan belanja dari pelanggan utama tetap meningkat. Pendapatan Nvidia pada akhir bulan memperkuat posisinya sebagai pemimpin di sektor AI, begitu pula komentar CEO Jensen Huang tentang tren industri global.
Menurut Ken Mahoney, Presiden Mahoney Asset Management, katalis berikutnya yang bisa mengangkat harga saham Nvidia lebih tinggi lagi adalah musim laporan keuangan akan datang.
"Yang akan kita lihat, apakah perusahaan akan melampaui ekspektasi dan menaikkan proyeksi, seperti yang sering mereka lakukan," katanya. Dia menambahkan, valuasi Nvidia saat ini ada di bawah rata-rata 10 tahun terakhir, menandakan ada ruang untuk naik. Sahamnya diperdagangkan sekitar 33 kali lipat dari laba bersih yang diproyeksikan.
"Anda tidak benar-benar merasa terlalu mahal jika mempertimbangkan pertumbuhan pendapatan yang mereka miliki," kata Mahoney. "Sebenarnya, harga tersebut berusaha mengimbangi [pendapatan]."
Wall Street, di mana hampir 90% analis yang dilacak Bloomberg memberikan peringkat beli untuk saham tersebut, sudah lama memiliki pandangan bullish terhadap perusahaan ini. Selain itu, target harga rata-rata analis menunjukkan kenaikan sedikit di atas 6% dalam 12 bulan ke depan.
Hanya ada segelintir perusahaan yang mendekati status Nvidia senilai US$4 triliun. Microsoft memiliki valuasi sekitar US$3,7 triliun, sementara valuasi Apple Inc sebesar US$3,1 triliun.
Apple pertama kali mencapai kapitalisasi pasar US$3 triliun pada awal 2022, menjadi perusahaan pertama yang mencapainya. Sebagai tanda betapa cepatnya reli bersejarah Nvidia, produsen cip ini bernilai sekitar US$750 miliar pada saat itu. Apple baru menutup di atas level US$3 triliun pada pertengahan 2023, ketika Nvidia di sekitar US$1 triliun.
Brian Buetel, Direktur Pelaksana UBS Wealth Management, mengungkap fakta bahwa Apple sebagian besar bergerak dalam rentang harga tertentu sejak tonggak sejarah tersebut menunjukkan, bahkan saham-saham favorit di kalangan pelaku pasar bisa berubah.
"Seringkali investor jatuh cinta pada beberapa saham, dan itu bagus ketika berkinerja baik, tetapi orang-orang perlu menyadari hal itu bisa berbalik arah," paparnya. "Ini merupakan faktor utama risiko dan volatilitas yang nyata saat saham momentum melemah, terutama ketika saham-saham tersebut sangat berpengaruh dalam indeks."
Baik Alphabet maupun Amazon mencapai US$2 triliun, sementara Meta melengkapi anggota klub US$1 triliun. Tesla Inc pernah menjadi anggota, tetapi saat ini nilainya diperdagangkan di bawah ambang batas.
(bbn)
































