Logo Bloomberg Technoz

“Itu bukan prioritas saya saat ini,” ujar Leitha. Pihak berwenang menolak menjawab siapa yang bertanggung jawab memantau peringatan dan memimpin kesiapsiagaan. Mereka juga tidak memberikan angka pasti korban hilang, atau estimasi berapa banyak orang yang berada di lokasi saat banjir menerjang.

Yang pasti, wilayah tersebut memiliki sejarah banjir bandang mematikan dan dikenal secara lokal sebagai “Flash Flood Alley”. Daerah itu tidak memiliki sistem alarm atau sirine peringatan publik, sebagian besar karena alasan biaya. Peringatan cuaca memang dikirim ke ponsel, namun sinyal di wilayah pedesaan sangat terbatas. Sambungan Wi-Fi pun gagal berfungsi karena banyak area yang kehilangan aliran listrik akibat hujan deras.

Leitha menyatakan timnya masih fokus pada operasi evakuasi dan menyusun garis waktu kejadian.

Gubernur Greg Abbott mengatakan 161 orang masih dilaporkan hilang dan jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah.

“Angka itu sangat mungkin bertambah,” kata Abbott kepada wartawan.

Pertanyaan tentang kelalaian makin banyak muncul seiring tim pencari harus menyusuri lumpur tebal dan puing-puing untuk mencari korban. Upaya pencarian digambarkan sebagai pekerjaan yang melelahkan secara fisik dan mental, terutama karena medan yang berbahaya dan tingginya air di sepanjang Sungai Guadalupe.

Hingga kini, tercatat 109 orang meninggal dunia di seluruh negara bagian Texas, termasuk 27 anak-anak dan pembina dari perkemahan musim panas Camp Mystic. Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah.

Beberapa penyintas mengatakan mereka terbangun karena gonggongan anjing, lampu-lampu dari mobil penyelamat, atau hujan badai yang membuat mereka tidak bisa tidur. Ada pula yang baru sadar ketika menginjakkan kaki di air dingin yang masuk ke dalam kamar, atau ketika pintu rumah mereka diketuk tetangga.

Pada awal kejadian, pejabat lokal menyatakan prediksi dari Badan Cuaca Nasional (NWS) tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Walau sejumlah buletin memperingatkan potensi hujan ekstrem, intensitas hujan yang terjadi di beberapa tempat ternyata jauh lebih besar.

Namun, NWS menyatakan pihaknya telah memberi pengarahan kepada manajer darurat di wilayah tersebut sehari sebelum bencana. Pada 3 Juli, peringatan hujan lebat dan potensi banjir sudah dikeluarkan beberapa kali. Pukul 18:22 waktu setempat, sebuah peringatan disebarkan bahwa hujan bisa mencapai 3 inci per jam. Bandera County menerima peringatan banjir bandang pukul 23:41, sementara Kerr County menerima peringatan serupa pukul 01:14 pada 4 Juli yang menyebut potensi banjir berskala “katastropik”.

Menurut Kantor Diseminasi Badan Meteorologi Nasional (NWS), semua peringatan telah dikirim melalui sistem peringatan darurat publik (IPAWS) dan tidak ada laporan gangguan transmisi. Pesan juga disiarkan melalui radio cuaca NOAA.

Banjir dahyat menerjang Texas AS. (Bloomberg)

Manajer Kota Kerrville, Dalton Rice, mengatakan bahwa sekitar pukul 3 pagi ia sedang jogging di tepi sungai setelah peringatan dikirim, dan saat itu belum melihat kenaikan air signifikan. Ia mengaku tidak memerintahkan evakuasi karena khawatir warga justru terperangkap banjir dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Tim penyelamat dikerahkan sejak pukul 3:30 pagi. Meski telah mendapat pelatihan penyelamatan di air, setidaknya satu personel tersapu arus, kata Rice. “Ini sangat menantang,” katanya. “Kami ingin memastikan reaksi dilakukan pada saat yang tepat.”

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, mengatakan pihak federal akan menyelidiki apakah peringatan bisa disampaikan lebih awal. “Kami sudah menyiagakan personel sejak awal krisis, bahkan sebelum cuaca ekstrem ini datang,” ujarnya dalam konferensi pers akhir pekan.

NWS dan lembaga induknya, NOAA, memang tengah menjadi sorotan sejak masa kepemimpinan Presiden Donald Trump. Jumlah staf yang menipis akibat pensiun dan pengunduran diri membuat dua kantor NWS di Texas kekurangan personel, meski saat bencana mereka telah menambah staf karena potensi darurat.

“Semua ramalan dan peringatan telah dikeluarkan tepat waktu,” ujar juru bicara NWS.

Kritik juga diarahkan pada ketiadaan sistem sirine publik seperti yang digunakan di sungai-sungai besar lain di AS. Proposal sistem itu sempat dipertimbangkan di Kerr County dan wilayah Texas Hill Country lainnya, mengingat sejarah banjir besar, termasuk tragedi di kamp anak-anak tahun 1980-an. Namun biaya pemasangan dianggap terlalu mahal.

Hakim Kerr County, Rob Kelly, mengatakan kepada New York Times bahwa warga keberatan jika dana pajak digunakan untuk sistem tersebut. “Wajib pajak tidak mau membayarnya,” ujar Kelly.

Setelah bencana ini, Gubernur Abbott menyatakan legislatif Texas akan menggelar sidang khusus untuk membahas sistem peringatan dini di sungai. Wakil Gubernur Dan Patrick menegaskan negara bagian akan menanggung biaya pembangunan sistem tersebut.

“Negara akan menyediakan sirine peringatan darurat sesuai kebutuhan,” demikian pernyataan dari kantor Patrick. Ia juga yakin legislatif akan mendukung penuh usulan tersebut.

Texas memang rawan bencana alam. Dengan iklim yang sangat beragam dari rawa lembap hingga gurun kering, negara bagian ini terbentang sejauh hampir 1.175 kilometer dari Texarkana di timur hingga El Paso di barat — lebih jauh dibanding jarak Chicago ke New York City.

Dalam satu dekade terakhir, Texas selalu masuk 10 besar negara bagian dengan kerugian ekonomi tertinggi akibat cuaca ekstrem. Negara bagian ini berada di peringkat pertama pada 2015, 2017, dan 2019, serta kedua pada 2016, 2022, dan 2023. Dari 2015 hingga 2024, tercatat 654 orang meninggal akibat cuaca ekstrem. Texas menyumbang 31% dari seluruh kerusakan ekonomi akibat cuaca ekstrem di AS selama 10 tahun terakhir.

(bbn)

No more pages