Namun, surat-surat baru yang secara sepihak menetapkan tarif bagi negara-negara yang gagal mencapai kesepakatan, diumumkan bersamaan dengan perintah eksekutif yang menunda tanggal tarif selama tiga pekan, secara efektif memberi mitra dagang perpanjangan waktu untuk lanjut berunding.
Pada Senin malam, Trump juga mengatakan batas waktu 1 Agustus-nya "belum 100% pasti" saat berbicara dengan wartawan, mengindikasikan bahwa keputusannya bisa berubah jika ada tawaran konsesi tambahan.
Peringatan ini—ditambah dengan sinyal Trump bahwa ia masih terbuka untuk melanjutkan negosiasi kesepakatan—memicu skeptisisme di kalangan sejumlah pihak di Washington dan Wall Street bahwa dia akan menindaklanjuti ancaman tarif terbarunya.
Unggahan Trump muncul setelah pelaku pasar awalnya tampak mengabaikan surat peringatan tarif yang diterbitkan pada Senin. Namun, setelah unggahan ini, saham jatuh ke level terendah dalam sesi perdagangan, menunjukkan pelaku pasar mungkin percaya bahwa Trump semakin teguh dalam tekadnya untuk melanjutkan kebijakan tersebut.
Langkah ini hanyalah agenda perdagangan terbaru yang telah mengalami penundaan dan perubahan berulang kali. Pasalnya, Trump menggunakan ancaman tarif untuk mengubah arus perdagangan global dan menekan perusahaan untuk memindahkan aktivitas manufaktur ke AS, yang dalam prosesnya mengguncang pasar keuangan.
Trump awalnya mengumumkan tarif resiprokal lebih tinggi untuk lebih dari 50 mitra dagang pada 2 April, tetapi menurunkan tarif tersebut secara temporal menjadi 10% selama 90 hari, memberi waktu untuk negosiasi.
Batas waktu tersebut seharusnya berakhir pekan ini, tetapi Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin yang berisi penundaan implementasi hingga 1 Agustus.
Meski pemerintah awalnya mengemukakan rencana untuk mengadakan negosiasi bersamaan dengan puluhan mitra, sejauh ini AS hanya menyelesaikan kesepakatan kerangka kerja perdagangan dengan Inggris dan Vietnam—dengan banyak detail penting yang belum terselesaikan—dan gencatan senjata dengan China dengan menurunkan tarif. Trump pun mengindikasikan preferensi untuk hanya mengenakan tarif secara sepihak terhadap negara-negara tersebut.
Pemberitahuan tarif yang dikirim pada Senin sebagian besar mempertahankan tarif yang sebelumnya diumumkan Trump bagi negara-negara yang negosiasinya tidak menghasilkan kesepakatan. Jepang dan Korea Selatan dikenai tarif 25%, Afrika Selatan sebesar 30%, sedangkan Laos dan Myanmar dihantam tarif 40%.
Trump telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak membalas, mengatakan bahwa setiap langkah untuk melawan AS akan menaikkan tarif bea masuk sebesar jumlah tersebut.
(bbn)





























