Logo Bloomberg Technoz

Baron menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan kelanjutan dari program serupa pada 2023 di wilayah Seget, Sorong-Papua. “Ini sejalan dengan pilar sosial CSR PIS, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses kesehatan, selain dua pilar lain yaitu lingkungan dan pendidikan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan doctorSHARE, Tutuk Utomo, menyampaikan apresiasinya atas keberlanjutan kolaborasi bersama PIS dalam membuka akses layanan kesehatan di daerah terpencil.

“Dukungan dari PIS memungkinkan kami melayani masyarakat secara optimal di wilayah pelosok Indonesia Timur. Kerja sama ini bukan hanya sekadar penyediaan fasilitas, tapi sebuah sinergi positif untuk memberikan kehidupan dan kesehatan yang lebih baik dan tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan," kata Tutuk.

(Dok. PIS)

Ia menjelaskan bahwa Nusa Waluya II memiliki luas sekitar 900 m², dilengkapi 21 tempat tidur rawat inap, 2 ruang bedah mayor, ruang bersalin (VK), IGD, 9 klinik spesialis dan umum, serta fasilitas laboratorium, radiologi, dan bank darah. Sebanyak 35 tenaga medis bertugas penuh di kapal, terdiri dari dokter umum, spesialis, perawat, bidan, dan apoteker.

“Selama di Waigeo, kami menangani kasus-kasus kritis, salah satunya adalah operasi sesar dengan janin terlilit tali pusat—yang kemungkinan selamatnya sangat kecil jika tidak ditangani segera. Ini menunjukkan pentingnya akses terhadap fasilitas medis yang memadai,” ungkapnya.

Inisiatif ini juga mendukung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang diterapkan PIS, khususnya aspek sosial, sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG 3 (Kesehatan), SDG 10 (Pengurangan Ketimpangan), SDG 14 (Ekosistem Laut), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan).

Melalui kolaborasi ini, PIS membuktikan bahwa kapal tidak hanya menjadi alat transportasi energi, tetapi juga sarana pelayanan publik yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, terutama di wilayah dengan akses terbatas.

(tim)

No more pages