Logo Bloomberg Technoz

Fortinet Desak Standar Keamanan Hadapi AI Berbahaya di RI


Ilustrasi Bisnis dan Teknologi (Dok. Ist)
Ilustrasi Bisnis dan Teknologi (Dok. Ist)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lanskap keamanan siber di Indonesia tengah mengalami perubahan besar yang ditandai dengan lonjakan signifikan pada jenis serangan berbasis Kecerdasan Buatan (AI). Berdasarkan survei terbaru dari IDC yang ditugaskan oleh Fortinet, ancaman siber yang didukung AI telah meningkat hingga tiga kali lipat di beberapa organisasi di tanah air. Sementara kesenjangan deteksi kian melebar, sebagian besar organisasi justru belum cukup siap menghadapi serangan yang semakin senyap dan kompleks ini.

Edwin Lim, Country Director, Fortinet Indonesia, memperingatkan bahwa kompleksitas kini menjadi medan pertempuran baru dalam keamanan siber. “Ketika ancaman menjadi semakin terkoordinasi dan senyap, kecepatan dan kesederhanaan menjadi prioritas utama. Fortinet mendorong organisasi untuk tidak lagi bergantung pada pertahanan tambal sulam, melainkan mengadopsi pendekatan keamanan berbasis platform yang terpadu dan berbasis AI,” jelasnya.

AI Jadi Senjata Baru Penjahat Siber

Survei IDC mengungkap hampir 54% organisasi di Indonesia telah mengalami ancaman siber berbasis AI dalam satu tahun terakhir. Bahkan, 62% organisasi melaporkan bahwa ancaman tersebut meningkat dua kali lipat, dan 36% lainnya mengonfirmasi peningkatan tiga kali lipat.

Jenis serangan yang kini mendominasi mencakup penipuan email bisnis (BEC) menggunakan deepfake, credential stuffing, malware polymorphic bertenaga AI, hingga AI adversarial dan data poisoning. Ancaman ini secara signifikan mengeksploitasi kelemahan manusia, kesalahan konfigurasi, serta celah dalam sistem identitas organisasi.